October 21, 2008

Soto Janin

Di sebuah desa di pinggiran sebuah kota yang dulunya sebuah danau yang sangat besar, tinggal seorang Hot Mom yang mari kita sepakati bernama Jajang (Sound like a man?, biarlah saya pengarangnya kan!?, jadi terserah saya) dengan anak lelakinya yang bertubuh besar. Ibu seksi itu dulunya seorang penyanyi dangdut terkenal, tetapi karena kebodohannya, ia terlibat dalam suatu kencan singkat sehingga ia mengandung anak gemuknya itu tanpa suami. Saat ini untuk membuat dapurnya terus berasap Ibu Jajang berjualan Soto Daging.

Warung Soto bu Jajang memang terkenal di desa itu setiap paginya belasan orang menyempatkan waktu untuk sarapan Soto daging Bu Jajang. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan, selain untuk melihat Bu Jajang yang seksi mereka juga ketagihan soto yang enak, dengan daging yang empuk.

Di tempat lain dipusat kota Antah Berantah berdiri sebuah bangunan tua bekas rumah Jendral yang didirikan pada zaman Belanda. Di bangunan itu tampak beberapa gadis ABG umur belasan duduk menunggu giliran. Tampak digenggaman tangan mungil mereka secarik kertas bertulisan nomor urutan. Para ABG itu adalah gadis-gadis putus asa dengan masa depan yang suram, yang karena nafsu sesaat telah melanggar norma-norma dan melakukan permainan cinta yang belum pantas mereka lakukan. Kini didalam perut-perut mereka yang rapuh telah tumbuh calon manusia yang dihasilkan dari perpaduan sel telur dan sel sperma. Setelah keluar dari bangunan ini mereka berharap calon-calon anak mereka sudah lenyap dari dalam perut mereka, walaupun mereka tahu bahwa perbuatan itu dosa.

Menjelang malam, para pekerja rumah aborsi berkedok panti pijat ini, membereskan kursi-kursi tempat duduk pasien, menjelang tutup tibalah seorang wanita yang tampak akrab dengan para suster gadungan itu. “Kok telat Bu?”, sang ibu pun mengatakan bahwa jalanan macet sehingga ia terlambat tiba. “Hari ini rame ga?”, “Yah lumayan, tadi ada dua belas anak SMA yang hamil bareng” terdengar percakapan antara si ibu dan si suster. “Ya sudah sini saya bawa janin-janin itu, berapa semua?”, “Semuanya jadi tiga puluh ribu”, Setelah membayar sebanyak uang tadi dan menerima seperangkat janin yang dibungkus oleh kertas Koran dan kantong plastik hitam si Ibu pun bergegas pulang.

Setibanya di pekarangan rumahnya si ibu berpapasan dengan pelanggan sotonya, “Dari mana Bu?”, “Abis beli daging buat bikin soto besok”. Setibanya dirumah Si Ibu lalu membuka bungkusan calon bayi itu. Setelah mencuci janin tersebut ia pun memasukan janin-janin yang tersebut kedalam panic besar berisi air mendidih. Setelah setengah jam kemudian dia memasukan potongan-potongan daging sapi kedalam campuran tadi. Ia pun menghidangkan soto kepada anaknya yang gemuk untuk mengetahui apakah kaldu sotonya sudah terasa gurih. Setelah dirasa nikmat si Ibu pun tidur, dan untuk kemudian bangun pagi agar bisa menghidangkan Soto andalannya tersebut esok hari.

1 comment:

Anonymous said...

iihhh...
ceyemm bgd c...
huek jd mo muntah...
merinding... brrr...