May 27, 2009

May 26, 2009

Pure Saturday - Kosong

Coba untuk ulangi apa yang terjadi
Harap 'kan datang lagi
Semua yang pernah terlalui
Bersama alam menempuh malam
Walau tak pernah ada kesempatan
Terjebak dalam jerat mengikat
Namun tekad nyatakan bebas

Temukan diri di dalam dunia
Tak terkira...
Semua mati dan menghilang
Terlalu pagi temukan arti

Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa

Temukan diri di dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang

May 19, 2009

Planet Baru Untuk Saya...

Hari ini di perempatan Cibaduyut (Daerah Fiktif), saya bertemu seorang kakek tua berumur 18 tahun yang bukan bernama Roy Suryo yang tentu saja bukan pakar telematika, beliau juga bukan seorang PemaIn bola jadi dia tidak bernama Bambang apalagi Pamungkas. Jadi karena dia bukan siapa-siapa mari kita anggap saja kakek itu Ariel (bukan nama sebenarnya tentu saja)

Lalu siapa sebenanya kakek tua berumur belasan itu dia hanya seorang lelaki tua renta dan bau tanah yang setiap hari rela berjalan puluhan kilo meter menjajakan barang dagangannya hanya untuk menghidupi ke delapan belas istrinya. Setiap hari setiap selepas shalat subuh, Ariel bangkit dari rumahnya untuk kemudian memasukan seluruh barang dagangannya kedalam karung beras bergambar palu arit, lalu dia berjalan puluhan kilo meter, dan di jalan dia bertemu buaya, biawak, tukang beca, tukang bala-bala dan lain sebagainya, lalu di langkah ke lima ratus dia jatuh, dan menimpa tukang sayur yang bernama Bambang lalu tukang sayur itu kepada tukang ojek lalu… arrgghhh..sudah terlalu panjang. Intinya dia bertemu saya siang itu. Titik,,,!!!!!


Sehari sebelumnya melalui Yahoo Messanger chat antara saya dan Kakek Ariel yang miskin itu dengan i-phone 3G nya saya berjanji akan bertemu dengan beliau hari ini. Sesuai perjanjian Saya ingin melihat planet-planet bekas yang di jual kakek Ariel, saya bosan dengan bumi sudah terlalu tua, berpolusi, panas, berisik, hectic, pokonya “sareukseuk” lah bahkan kata teman saya bumi sudah gonjang-ganjing, saya juga tidak tahu kenapa bumi sampai gonjang-ganjing seperti itu apa karena banyak sinetron dubbing, atau karena flu babi? Atau memang sedang ngetrend saja, atau malah karena bumi sedang cari sensasi Saya juga tidak tahu. Sudahlah tidak usah dibahas


Langsung ke masalah inti sajah!!!


Inti nya saya ingin beli planet baru. Masalah uangnya ada atau tidak itu Tidak penting, masalah dari mana uangnya itu juga tidak penting bias saja uang itu dari hasil berjualan pakaian dalam di pasar baru atau dari hasil menjual pertamina ke bang toyib yang akhirnya pulang juga, atau mungkin ini uang kamu yang saya curi, ya pokonya todak penting yang jelas uang itu ada.


Setelah melihat-lihat selama 15 menit…Binggo!!! akhirnya saya menemukan planet baru saya, tidak terlalu mahal cicilannya hanya Rp.1500 perhari dengan jangka waktu cicilan tiga bulan.


Nah sekarang mari bercerita tentang pulau baru saya…


Planet yang saya beli dari kakek Ariel merupakan planet bekas, dulu planet ini hampir dihancurkan oleh orang Saiya, karena mereka menyangka bahwa itu Planet Kryptonite. Tetapi karena tentu saja planet saya bukan planet Kryptonite jadi tidak dihancurkan. Planet ini tidak bernama, karena untuk mematenkan sebuah nama untuk planet sangat sulit dan membutuhkan biaya yang sangat mahal.


Planet ini tidak terlalu besar, mungkin hanya seluas Cimahi disana terdapat tiga pulau, satu samudera, dua gunung, dan satu danau, serta satu gunung dan satu padang pasir. Di planet saya ada 12 musim berbeda yang berganti tiap bulannya. Berbeda dengan bumi yang berputar mengelilingi 1 bintang yaitu matahari, diplanet saya ada 9 matahari dengan aneka pilihan warna cahaya jadi kalo saya bosan bisa saya ganti dan tentu saja suhu tiap matahari bias disesuaikan. Planet saya tidak berputar sehingga tidak ada malam hari, sehingga saya tidak usah repot-repot membeli lampu pijar dan tentu saja tidak akan ada iklan “matikan dua lampu saja sudah cukup”. Karena tidak ada malam hari selama 24 jam tumbuhan selalu mengeluarkan Oksigen sehingga udara di planet ini selalu segar dan tidak mengganggu sistem pernapasan saya.


Diplanet ini tidak ada nyamuk sehingga saya tidak usah repot-repot membeli baygon atau autan, disana juga tidak babi, anjing atau monyet jadi anak-anak saya tidak akan memaki orang dengan ucapan anjing, babi, ataupun monyet. Sebenarnya hanya Ada tiga binatang yang hidup diplanet saya, yang pertama singa, lalu ikan, dan aneka macam burung. Tidak ada alasan yang jelas kenapa hanya ada tiga binatang ini, yang tau hanya sang maha pencipta saja. Semua tumbuhan di planet ini selalu berbuah sepanjang tahun, jadi saya bias makan buah apapun kapan saja, tidak harus menunggu musim panen.


Tidak seperti di bumi yang memiliki gaya gravitasi 9.8 ms-2 di planet ini gaya gravitasi hanya berkisar antara 5 sampai 7 ms-2 sehingga kalau saya jatuh dari ketinggian tidak akan terlalu sakit. Kadar garam air lautnya pun relative lebih tinggi dari pada kadar garam laut dibumi sehingga saya bisa berenang tanpa takut tenggelam. Semua hutan diplanet ini sama saja dengan hutan di planet bumi, bukan karena apa-apa hanya saja saya malas mencari literature tentang hutan, jadi kita samakan saja yah.



Aduh sudah siang, saya ngantuk dan lagi saya lapar jadi mungkin cerita tentang planet ini kita akhiri saja, nanti kalau saya banyak cerita kamu mau ikut ke planet saya, sudah lah yang jelas planet ini lebih baik dari pada planet bumi dan saya beli planet ini dengan usaha keras..heheheehheee

May 17, 2009

Tidak tahu

Saya ingin hilang.
Hilang dari kamu dan semua lingkungan saya, tolong beri saya sejenak waktu untuk untuk hilang mencari sebagian dari diri saya berupa kebaikan yang rupanya ikut hilang seiiring datangnya luka itu.

May 13, 2009

teman teman kecil saya

Malam ini ingatan saya mengajak saya untuk kembali ke masa lalu pada suatu senin pagi di awal Bulan juni tahun 1992. Hari itu merupakan hari pertama saya bersekolah dasar. Hari yang merupakan awal pertemuan dengan teman-teman luar biasa yang hingga kini masih tetap saya sayangi. Hari dimana saya mulai mengenal nama-nama yang bisa kamu temukan didalam group SDN Moh Toha 1998.

Masih tergambar jelas dalam ingatan saya, hari pertama saya bersekolah di SDN Moh Toha, hari dimana saya duduk satu bangku dengan seorang anak berkulit putih yang mengenakan jaket berwarna biru muda bernama depan Raden, masih saya ingat juga bagaimana seorang anak perempuan jawa keriting bernama Sekartaji tampil menjadi yang pertama dalam menyelsaikan tugas dihari pertama sekolah itu.

Hari pertama disekolah dasar itu menjadi awal dari kebersamaan kami, hari yang menjadi akar dari indahnya pohon persahabatan antara saya dan 51 orang murid bu Anna lainnya. Hari yang menjadi episode awal dari hari-hari lain selam enam tahun saya belajar disekolah dasar, masih saya ingat dalam kepala saya ketika saya dan teman-teman saya pergi kebelakang kelas untuk memasak sayur asam dan sayur lodeh, atau ketika kami bersama-sama membentuk kelompok-kelompok pramuka untuk kemudian ikut berlomba dalam acara perkemahan sabtu minggu.

Ingin rasanya saya kembali belajar bersama teman-teman kecil saya, bernyanyi pupuh asmarandana dan kinanti bersama, atau bahkan bermain sepak bola plastik yang kami ambil dari lemari guru kami tercinta. Ingin rasanya menghabiskan satu malam bersama mereka membicarakan tentang indahnya kebersamaan masa kecil kita, saling mengingat masa-masa indah kita lalu menertawakan semua tingkah laku kita.

Malam ini ketika cahaya purnama tampak tertutup oleh tebalnya awan hitam Jakarta, ketika tampaknya tetsan air hujan akan segera membahasi bumi ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya sayang kalian. Saya bangga telah menjadi bagian hidup kalian. Persahabatan kita jauh melebihi dari apa yang mereka sebut persaudaraan.

May 11, 2009

who am i now

Mari sejenak saya ajak kamu untuk kembali mengenang saat-saat kita masih berumur kurang dari 9 tahun, saat-saat dimana orang-orang akan bertanya tentang siapa nama kita lalu mau jadi apa kita kelak, saat dimana kita diajarkan untuk memiliki cita-cita dan mimpi yang perlu kita raih saat kita dewasa.

Mungkin dari sepuluh anak yang ditanya akan muncul sepuluh jawaban berbeda, ada yang ingin jadi astronot, ada yang ingin jadi presiden, penjahat, pegawai salon, duda kuren, pelaut, ksatria baja hitam, dan macam-macam cita-cita lain, walaupun profesi dokter umumnya selalu muncul dari mulut anak-anak itu. Tetapi intinya semua orang memiliki mimpi tersendiri yang ingin mereka raih kelak.

Hari ini, setelah sepuluh sampai dua puluh tahun berlalu dari pengikraran mimpi dan cita-cita kita, coba lihatlah keadaan sekarang, sudahkah cita-cita kita itu tercapai? atau sudahkah kita berada di jalur yang benar dalam meraih mimpi masa kecil kita itu?. Sudahkah kita menjadi duda saperti yang kita inginkan dulu?, atau sudahkah si Asep kecil menjadi seorang Bob Marley seperti apa yang ia tuliskan dengan kapur putih di atas papan tulis hitam di depan kelas lima belas tahun lalu? Sudahkah anak-anak Sekolah dasar yang dulu ingin menjadi dokter itu berkuliah di Fakultas Kedokteran?.

Lihatlah sejenak diri kita apakah diri kita yang sekarang merupakan sosok yang memang kita inginkan dulu, ataukah sosok kita yang kita pandangi setiap pagi di depan pecahan-pecahan cermin ini sesungguhnya bukanlah sosok ideal seperti yang kita harapkan lima belasan bahkan puluhan tahun lalu.

Sedikit mengutip ucapan vokalis The Strokes yang mengatakan “Who you were want to versus who you are now, Who wins??”. Mari kita renungkan dan jawab pertanyaan tersebut, apakah memang hari ini setelah puluhan tahun berselang kita sudah bisa meraih sebagian mimpi kita, atau bahkan belum sedikitpun kita mendekati mimpi tersebut. Apakah seorang Presiden yang sekarang duduk sebagai pemimpin Negara memang bercita-cita sebagai presiden, karena bukan tidak mungkin sang presiden itu ingin menjadi PNS saja saat dia masih kecil. Apakah seorang dokter ahli yang sekarang menjadi kepala rumah sakit itu, memang bercita-cita menjadi dokter dari dulu, atau hanya karena paksaan orang tua dia kemudian kuliah di Fakultas Kedokteran sampai menjadi dokter sekarang.

Saya sendiri sejak dulu tidak pernah bercita-cita untuk menjadi apapun, saya terlalu membiarkan hidup berjalan apa adanya, melakukan apa yang perlu dilakukan hari ini, jarang sekali saya memikirkan apa yang harus saya lakukan nanti, saya terlalu menyibukan diri dengan saat ini, sehingga saya tidak sempat memikirkan cita-cita saya. Ketika saya menerima pertanyaan tadi saya tidak bisa menjawab siapa yang menang karena saya tidak tahu dulu saya becita-cita ingin menjadi apa. Jadi apakah kamu pembaca tulisan ini yang sudah saya anggap sebagai teman bisa menjawab pertanyaan tadi mengenai apakah kita yang sekarang ini merupakan sosok yang ada dalam mimpi kita di masa kecil

Tentang Cita-cita saya

Sejak dulu saya selalu bingung ketika ditanya mengenai cita-cita saya, ketika saya melihat bapak saya menjadi PNS maka saya ingin menjadi PNS, kemudian saya ingin mejadi presiden ketika saya melihat bagaimana seorang Presiden Soeharto bisa membangun kerajaan mewahnya selama 32 tahun. Beberapa bulan berlalu cita-cita saya berubah ingin menjadi duda keren ketika melihat Ahmad Albar bisa menggaet Cut Keke. Cita-cita saya pun terus berubah dari dokter, Duta besar, artis, dan lain sebagainya sampai akhirnya saya sadar bahwa sebagai anak kecil yang belum akil bhalig saya terlalu banyak memiliki cita-cita yang tidak mungkin saya raih semuanya, sampai akhirnya seyua memutuskan saja untuk tidak pernah bercita-cita dan menjadi apapun. Jadi pada akhirnya saya menganggap bahwa diri saya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang dokter, jendral, rockstar, ataupun seorang juragan angkot apalagi ibu rumah tangga.

Setelah timbul kesadaran bahwa saya terlalu banyak memiliki cita-cita saya pun kemudian membiarkan hidup itu berjalan apa adanya, membiarkan perahu nasib membawa saya terombang-ambing sampai sekarang. Ketika saya lulus dari sekolah menengah pertama saya membiarkan orang tua saya memilihkan SMU yang tepat, kemudian setelah lulus dari sekolah menengah umum pun saya tidak tahu akan kuliah di mana sampai akhirnya saya kembali membiarkan kedua orang tua saya memilihkan program studi yang tepat. Setelah lulus dan menjadi sarjanapun saya kembali tidak tahu harus melakukan apa sampai seorang teman yang belum lama saya kenal menawarkan pekerjaan yang saya lakukan sekarang.

Tapi hari ini, walaupun tampak sedikit terlambat, tapi tantunya pernah kita dengar ungkapan lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, dan akhirnya saat ini saya menemukan cita-cita yang benar-benar saya inginkan. Saat ini saya hanya ingin hidup bahagia didesa, bisa bangun pagi dengan tubuh yang sehat untuk kemudian menghirup udara segar dari jendela kamar saya yang menghadap ke sebuah danau, lalu kemudai membuka pintu kamar lalu mengucapkan selamat pagi sambil mencium kening istri saya lalu sarapan makanan enak dan sehat bersama kelima anak saya. Saya hidup aman dan nyaman saling menyayangi dan di sayangi oleh teman dan keluarga, dan tentunya di cintai oleh Allah SWT . Saya juga ingin hidup layaknya iklan sebuah koyo, pas butuh mobil punya mobil, pas butuh rumah ada yang beliin, pas butuh kerjaan ada yang nawarin, ya hidup secukupnya saja..hehehehehe..

…what a good life…

May 7, 2009

Singing Day..

1. Norah Jones - Sunrise


2. Adele - Chasing Pavement



3. Lenka - Trouble is a friend


4. Jamiroquai - Little L


5. Tiger Baby - Sweetheart

6. Float - Pulang


7. Peter Bjorn and John - Young Folks

8. Lykke Li - Little bit

9. Coldplay - Can't get you out of my head

May 5, 2009

bosan

Saya bosan hari ini, saya bosan dengan semua rutinitas yang berjalan seragam setiap mili detiknya, saya bosan duduk di depan PC yang sama untuk kemudian melakukan kegiatan yang sama setiap harinya.

Saya bosan dengan kota ini bosan dengan segala hiruk pikuk setiap kendaraan yang melewati jalan ini, bosan udara kotor yang membuat saya seperti mengshisap lima batang rokok setiap 5 menitnya.

Saya sungguh bosan dengan semua lingkungan ini, saya bahkan bosan dengan diri saya, bosan melihat diri saya yang seperti tidak banyak melakukan perubahan berarti selama 5 tahun ini. Saya sungguh bosan teman…