October 26, 2008

Orang-orang Hebat

Awan masih menutupi matahari yang enggan muncul pagi itu, dari depan kelas IPA 3 tempat saya duduk, tampak dikejauhan sebuah mobil Datsun memasuki gerbang sekolah yang kemudian parkir didepan pintu aula. Sesosok pria berambut putih dengan kemeja pink tangan panjangnya keluar dari dalam mobil, Setelah mengunci mobil dan memasukan kunci itu ke saku celananya, ia berjalan untuk menemui murid-muridnya. Ia berjalan miring dengan tangan kanan dimasukan ke saku celana sementara tangan kirinya memegang tas hitam berisi buku-buku. Hari ini dia akan mengajar Biologi di kelas IPA 4, sementara ia terus mendekat saya pun menyapa beliau sambil pergi ke mesjid sekolah untuk kemudian tidur selama pelajaran beliau berlangsung.

Satu tahun kemudian, disabtu pagi yang cerah saya duduk didepan kelas yang berbeda, waktu menunjukan pukul 07:00 ketika sebuah mobil sedan hitam berhenti tidak jauh dari tempat saya duduk. Mobil itu mengantarkan seorang wanita tua yang hari itu berencana akan mengajar Bahasa Inggris. Sang sopir kemudian memapah wanita itu ke dalam kelas sambil membawakan buku tebal bertajuk Conversation Class. Setelah nenek berusia 72 Tahun yang sudah tidak mampu berjalan sempurna itu masuk kelas sambil tak lupa menitip absen saya pun beranjak pergi untuk membeli mie rebus dan secangkir kopi susu.

Satu tahun kemudian dikelas yang sama seperti tahun lalu, saya sedang asik membaca komik di bangku paling belakang, sementara di depan kelas tampak seorang lelaki tua berkemeja putih dengan noda hitam di bagian saku, sedang menerangkan rumus-rumus newton. Entah apa yang beliau katakan karena selama 100 menit itu saya bahkan tidak mencatat sedikitpun perkataanya.

October 22, 2008

Dunia di baLik Cermin


Dulu saat saya masih duduk di kelas satu SMP, guru fisika saya Bu Dina menjelaskan mengapa tulisan AMBULANCE di tulis terbalik, ternyata tulisan itu dibuat agar bisa dilihat dengan cermin secara sempurna. Apa yang terlihat di depan cermin selalu tampak terbalik dengan wujud aslinya.

Lalu apa jadinya dunia di balik cermin?, dunia yang merupakan refleksi dari dunia nyata dengan berbagai macam kehidupan. Setiap harinya dunia semacam ini selalu diawali dengan terbitnya matahari di ufuk barat, dan di akhiri dengan terbenamnya matahari di sebelah timur.


Di setiap sudut kota tampak bayi-bayi menggendong kakek dan nenek. Para kakek dan Nenek hanya bisa menangis untuk mengutarakan keinginan mereka, sedangkan para balita sibuk merapihkan kerah kemeja dan letak dasi mereka, mereka bersiap kerja mencari nafkah untuk makan orang-orang tua. Di akhir pekan, di suatu taman kota tampak para balita itu menggandeng tangan orang tua mereka dengan tangan kanan, sedangkan di tangan lainnya tampak sebuah balon gas yang yang telah mereka belikan untuk orang tua dan kakek nenek mereka. Tampak di jalan raya kendaraan bermotor yang jumlahnya puluhan berjalan mundur, seorang bayi merah tampak mengayuh sepeda ontel nya berjalan ke belakang.

Didunia cermin ini setiap pemimpin Negara memilih siapa saja rakyat yang akan dipimpinnya. Setiap aparatur negara melakukan kejahatan seperti melanggar lalu lintas, berjudi dan membunuh, para pelaku kejahatan tersebut akan ditangkap oleh preman-preman dan gank-gank untuk kemudian diproses hukum.

Di dalam sekolah yang terdapat di dunia cermin, tampak di setiap kelas, murid-murid menjelaskan bagaimana cara mengajar yang baik kepada guru-guru. Para siswa itu kemudian memeriksa PR dari guru-guru untuk kemudian menilai PR tersebut, di ruangan gudang tampak kepala sekolah sedang membilas kain pel bekas membersihkan pekarangan sekolah.

Didalam ruangan rumah sakit tamapak seorang balita yang bekerja sebagai dokter sedang mendengarkan pasien yang berumur 2 tahun. Pasien tersebut menjelaskan mengapa panckreas pasien tidak lagi memproduksi insulin dengan jumlah cukup.

Dalam dunia cermin ini semua hal yang terjadi merupakan refleksi dari keadaan sebenarnya yang terjadi di dunia nyata, kiri menjadi kanan, benar menjadi salah, tua menjadi muda.

October 21, 2008

Soto Janin

Di sebuah desa di pinggiran sebuah kota yang dulunya sebuah danau yang sangat besar, tinggal seorang Hot Mom yang mari kita sepakati bernama Jajang (Sound like a man?, biarlah saya pengarangnya kan!?, jadi terserah saya) dengan anak lelakinya yang bertubuh besar. Ibu seksi itu dulunya seorang penyanyi dangdut terkenal, tetapi karena kebodohannya, ia terlibat dalam suatu kencan singkat sehingga ia mengandung anak gemuknya itu tanpa suami. Saat ini untuk membuat dapurnya terus berasap Ibu Jajang berjualan Soto Daging.

Warung Soto bu Jajang memang terkenal di desa itu setiap paginya belasan orang menyempatkan waktu untuk sarapan Soto daging Bu Jajang. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan, selain untuk melihat Bu Jajang yang seksi mereka juga ketagihan soto yang enak, dengan daging yang empuk.

Di tempat lain dipusat kota Antah Berantah berdiri sebuah bangunan tua bekas rumah Jendral yang didirikan pada zaman Belanda. Di bangunan itu tampak beberapa gadis ABG umur belasan duduk menunggu giliran. Tampak digenggaman tangan mungil mereka secarik kertas bertulisan nomor urutan. Para ABG itu adalah gadis-gadis putus asa dengan masa depan yang suram, yang karena nafsu sesaat telah melanggar norma-norma dan melakukan permainan cinta yang belum pantas mereka lakukan. Kini didalam perut-perut mereka yang rapuh telah tumbuh calon manusia yang dihasilkan dari perpaduan sel telur dan sel sperma. Setelah keluar dari bangunan ini mereka berharap calon-calon anak mereka sudah lenyap dari dalam perut mereka, walaupun mereka tahu bahwa perbuatan itu dosa.

Menjelang malam, para pekerja rumah aborsi berkedok panti pijat ini, membereskan kursi-kursi tempat duduk pasien, menjelang tutup tibalah seorang wanita yang tampak akrab dengan para suster gadungan itu. “Kok telat Bu?”, sang ibu pun mengatakan bahwa jalanan macet sehingga ia terlambat tiba. “Hari ini rame ga?”, “Yah lumayan, tadi ada dua belas anak SMA yang hamil bareng” terdengar percakapan antara si ibu dan si suster. “Ya sudah sini saya bawa janin-janin itu, berapa semua?”, “Semuanya jadi tiga puluh ribu”, Setelah membayar sebanyak uang tadi dan menerima seperangkat janin yang dibungkus oleh kertas Koran dan kantong plastik hitam si Ibu pun bergegas pulang.

Setibanya di pekarangan rumahnya si ibu berpapasan dengan pelanggan sotonya, “Dari mana Bu?”, “Abis beli daging buat bikin soto besok”. Setibanya dirumah Si Ibu lalu membuka bungkusan calon bayi itu. Setelah mencuci janin tersebut ia pun memasukan janin-janin yang tersebut kedalam panic besar berisi air mendidih. Setelah setengah jam kemudian dia memasukan potongan-potongan daging sapi kedalam campuran tadi. Ia pun menghidangkan soto kepada anaknya yang gemuk untuk mengetahui apakah kaldu sotonya sudah terasa gurih. Setelah dirasa nikmat si Ibu pun tidur, dan untuk kemudian bangun pagi agar bisa menghidangkan Soto andalannya tersebut esok hari.

October 19, 2008

Lingkaran Waktu

Jika waktu itu merupakan garis linier berbentuk lingkaran yang berputar dengan kecepatan konstan seperti layaknya roda mobil berputar diatas jalan tol Cipularang dengan kecepatan tetap, layaknya hukum GLB.

Kita manusia yang merupakan kumpulan-kumpulan sel ber-nukleus yang saling terkait membentuk suatu kesatuan dengan segala bentuk dan rupa, serta sifat untuk kemudian di sebut individu yang terus berjalan diatas putaran waktu dengan kecepatan yang berbeda-beda untuk tiap individunya.

Karena keegosian manusia yang sangat besar maka setiap individunya akan berjalan dengan kecepatan yang berbeda. Setiap individu akan terus berjalan diatas putaran waktu selama umur mereka didunia, ada kalanya individu tersebut merasa lelah dan beristirahat. Ada masa dimana individu-individu tersebut berjalan berkelompok selama rentang waktu tertentu, kemudian mereka berpisah karena setiap individu memutuskan untuk berjalan dengan kecepatan berbeda-beda, walaupun ada beberapa individu yang memutuskan untuk tetap mempertahankan kebersamaan mereka. Mungkin setiap individu yang berjalan dengan kecepatan berbeda tersebut tidak akan bertemu kembali, tetapi ada kalanya dalam satu masa kita bertemu dengan individu lain yang pernah berjalan bersama kita dalam satu kelompok. Mungkin pertemuan itu dilakukan dengan sengaja dengan cara salah satu individu dengan kecepatan lebih tinggi menunggu individu lainnya yang lebih lambat, ataupun karena ketidaksengajaan dikarenakan salah satu individu berjalan terlalu cepat sehingga tidak sengaja melewati individu yang satu diputaran yang berbeda. Setiap individu akan terus mencari kelompok yang cocok untuk kemudian berjalan bersama, walaupun terkadang mereka harus mencari seratus kelompok lagi, tetapi ada kalanya individu tertentu akan memutuskan berjalan bersama kelompok yang tidak cocok, ataupun ada individu yang terus menjauhi berjalan bersama kelompok karena mereka menganggap mereka mampu terus berjalan sendiri.

Negeri Terjajah

Tepat tanggal 17 Agustus, 63 Tahun yang lalu, Negara saya yang bernama Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selama 63 tahun rakyat Indonesia merasa bahwa mereka telah sepenuhnya merdeka, dan bukan Negara terjajah atau Negara yang dikuasai dan diatur oleh Negara lain.

Kata “ Merdeka” menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh balai pustaka tahun 1990 diartikan sebagai kata yang memiliki makna: tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Mencermati makna dari kata merdeka yang ada didalam Kamus, saya jadi bertanya apakah Indonesia bisa disebut merdeka. Apakah benar Negara saya ini tidak bergantung pada pihak tertentu.

Saya rasa Negara saya ini belum sepenuhnya merdeka, mungkin banyak orang lain yang berfikir hal serupa dengan saya. Saya ambil contoh: Saat saya mendengarkan dosen menerangkan materi kuliah, saya sangat bergantung kepada Negara Jepang, karena di Jepanglah OHP yang digunakan dosen dibuat, jika OHP tersebut rusak maka saya tidak bisa kuliah dengan baik. Jadi bisa disimpulkan bahwa kuliah saya yang jauh dari Jepang tetap bergantung kepada Jepang. Contoh berikutnya mungkin pada hal yang lebih global, baru-baru ini bangkrutnya salah satu Bank terbesar di USA, membuat Negara adi kuasa itu mengalami krisis ekonomi. Seharusnya keadaan Negara kita tidak sedikitpun terusik dengan keadaan Negara yang mengklaim sebagai polisi dunia itu, tapi apa daya Negara kecil seperti Indonesia, krisis ekonomi Amerika ternyata berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, dan tentunya stabilitas ekonomi Indonesia ikut terancam.

Apa boleh buat selama ini Indonesia masih menjadi negri terjajah, yang belum bisa berdiri sendiri, yang tentu saja tidak pantas disebut merdeka, bukahkah kemerdekaan ini perlu kita isi dengan karya-karya bukan hanya merayakannya dengan makan kerupuk, atau memasukan paku kedalam botol. Bukankah botol itu juga bukan buatan negara kita, tidakkah kita berfikir merayakan Kemerdekaan saja kita bergantung pada produk luar negeri.

ikLan PoLitik

Dalam waktu kurang dari 8 bulan, seluruh warga Negara Indonesia akan melakukan pemilihan umum yang menentukan siapa saja yang akan menduduki posisi penting di pemerintahan RI yang nantinya akan menjadi tulang punggung seluruh rakyat Indonesia, termasuk pemilihan presiden yang akan boga lakon di Negara kita ini.

Dengan waktu yang kurang dari 8 bulan yang bahkan bukan waktu yang cukup untuk mengerami bayi manusia pun, layar televisi kita semakin marak dihiasi oleh tokoh-tokoh yang tidak asing yang mengiklankan diri mereka sebagai calon presiden. Dengan slogan-slogan manis yang bermacam-macam, dengan tayangan-tayangan yang menggambarkan kedekatan mereka dengan rakyat kecil. Berbagai cara dilakukan untuk menarik hati rakyat agar mau memilih mereka dipemilihan umum mendatang.

Tapi apakah janji-janji yang mereka ucapkan di iklan tersebut benar ataukah slogan yang mereka serukan itu hanya merupakan doktrin sesat. Apakah benar dalam kehidupan sehari-hari para tokoh itu begitu dekat dengan rakyat kecil sehingga mau berpelukan bahkan makan nasi aking bersama-sama. Lalu dari mana mereka mendapatkan begitu banyak uang untuk beriklan. Apakah mereka berhutang untuk membayar biaya iklan di televisi yang sangat mahal. Lalu jika mereka kalah dari mana mereka membayar utang mereka, ataupun jika mereka menang apakah gaji mereka cukup untuk membayar utang itu. Saya jadi bingung!!!

October 11, 2008

Lebaran 1429 H



Setelah hari pertama Lebaran dihabiskan mengunjungi saudara di Ibu Kota di lanjutkan dengan menonton Laskar Pelangi di tengah malam di Paris Van Java. Pada hari kedua Lebaran saya bersama keluarga besar pergi ke Jawa Timur untuk suatu keperluan Keluarga.

Perjalanan di mulai dari Stasiun Kereta Bandung, tepat pukul 19:00 kereta dengan nama Turangga dengan tenaga dieselnya membawa kami ke Surabaya. Jadi ingat lagu anak-anak berjudul naek kereta api.

Naek kereta api

Tut..tut..tut..

Siapa Hendak Turun

Ke Bandung Surabaya

Bolehlah naik dengan Percuma


Tapi pada kenyataannya naek kereta api tidak gratis, kalau naek kereta Angin seperti Lintang si anak Pesisir mungkin gratis.

Tiba di Surabaya kami di jemput oleh calon saudara saya, perjalanan pun dilanjutkan ke Kota Malang dimana kegiatan utama di laksanakan. Ternyata di Kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia ada Universitas Pelita Harapan. Dari Surabaya ke Malang ternyata memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan kota kota yang terlewati diantaranya Sidoarjo yang terkenal dengan semburan lumpurnya. Selama kurang lebih 15 menit saya menyempatkan melihat keadaan semburan lumpur Sidoarjo.

Dari Sidoarjo perjalanan dilanjutkan menuju Pasuruan kemudian Purwodadi and Finally Malang kota Bunga. (Bunga apa? bunga Apel?)



Tiba di Malang kami pun terkejut dengan keadaan kota ini, kota yang sangat mirip dengan Kota Bandung ini begitu sejuk jalan-jalan dan keadaan pusat kota begitu serupa dengan Bandung. Bahkan Jalan yang diberi nama Jl. Jaksa Agung Suprapto di Malang begitu mirip dengan jalan Ir. H Djuanda di Bandung, apakah mereka kembar identik (silly Question huh??) Tetapi dilihat dari keadaan kota Malang yang begitu tertib dan Bersih saya merasa iri. Ada satu hal lagi yang membuat saya tambah iri, bayangkan di tengah Alun-Alun Kota Malang ada layar besar yang menyiarkan English Premier League secara Live.

Hari Kedua di Malang saya menyempatkan untuk pergi ke Kota Batu untuk pergi ke Jawa Timur Park, tempat rekreasi yang katanya menyaingi Dunia Fantasi di Jakarta. Dengan harga tiket masuk Rp.40.000,- Saya pun masuk ke Jatim Park, ternyata di sana ada Tornado dan halilintar juga, tetapi setelah mengamati Tornado dan mendengar bunyi krek-krek-krek pada saat wahana berjalan, ditambah terjadinya getaran di tanah setiap tornado bergerak, saya memutuskan untuk naik halilintar saja.

















Setelah tiga jam di sana saya kembali ke Hotel untuk istirahat sejenak. Setelah istirahat sejenak ditambah energi yang berasal dari Ayam goreng perjalanan di lanjutkan ke Markas Arema Malang, Stadion Kanjuruhan Malang disana saya sempat melihat pernak-pernik Aremania dan bertanya pada seorang Aremania. Hmmph… ternyata Aremania adalah musuh besar Bonek Mania dan diseluruh Indonesia ini hanya di Surabaya yang tidak ada sekretariat Aremania, bahkan di Hongkong dan Chicago pun ada sekretariat Aremania.






Hari ke tiga saya kembali ke Surabaya untuk kemudian Pulang ke Bandung, sambil pulang saya sempat mencoba makanan khas Sidoarjo yang bernama Ote-ote setelah dilihat dan di coba ternyata Ote-ote tidak lain dan tidak bukan adalah Bala-bala..huh!!!, Perjalan panjang dengan sepuluh gerbong kereta pun kembali saya alami. Setelah 14 jam perjalanan akhirnya saya tida di Kota tercinta Bandung ayo bernyanyi:

Halo-halo Bandung

Ibu Kota Periangan..dst..

Laskar Pelangi

Setelah satu hari penuh sibuk mengunjungi kerabat, sekitar pukul 22:30 adik sepupu saya mengajak pergi nonton, dengan sedikit malas-malasan saya pun pergi ke Blitzmegaplex, disana tiba pukul 23:00, tepat waktu!!! film yang akan main “Laskar Pelangi”. Setelah membeli tiket untuk 5 orang kami langsung masuk, ternyata didalam dingin, untung saya membawa sarung jadi tidak masalah. So enjoy the movie!!!

Kembali seorang Riri Riza dan Mira Lesmana berkolaborasi membuat sebuah film yang diangkat dari Novel karya Andrea Hirata berjudul serupa. Film ini bercerita tentang kegiigihan seorang guru bernama Ibu Muslimah dan kesepuluh muridnya di SD Islam Muhammadiyah Gantong, Belitung.

Dengan setting dan pengambilan gambar yang sangat baik, meskipun masih kalah dari film “GIE” film ini menyampaikan banyak pesan positif dan inspiratif. Semangat anak-anak Laskar Pelangi dan ibu muslimah seakan-akan mengajarkan hati kita tentang bagaimana seharusnya kita hidup dan mengejar mimpi, serta tidak membiarkan hidup kita yang singkat ini berlalu begitu saja. Secara keseluruhan film ini cocok ditonton bersama keluarga sambil menikmati Liburan Lebaran bersama. Mari nyalakan mesin kendaraan bermotor anda beli sekaleng soft drink dan sebungkus makanan ber MSG lalu pergi ke Studio 21 terdekat

Recto Verso



Walaupun saya kurang suka dengan profesinya sebagai penyanyi karena mungkin jenis aliran musiknya yang tidak cocok dengan telinga saya. Tetapi I’m one of the biggest fans of Dewi Lestari as a writer. Sejak membaca Novel Pertamanya Supernova (Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh) saya langsung merasakan jatuh cinta pada tulisan-tulisan seorang Dee (red: Dewi Lestari).

Begitu saya tahu bahwa Dee mengeluarkan karya terbarunya berjudul Recto Verso, saya memutuskan untuk segera membacanya. Setelah membaca Rectoverso yang merupakan pengistilahan untuk dua citra yang nampak terpisah tetapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan, kekaguman saya terhadap sang pengarang semakin bertambah.

Di bukunya ini seorang Dee seperti mengukuhkan dirinya sebagai penulis yang pandai dengan pengetahuan yang luas. Buku yang berisi sebelas Lirik lagu dan sebelas Cerita pendek yang dibuat berdasarkan 11 lirik lagu tersebut menjelaskan dan mengajarkan bermacam hal dari mulai kasih sayang ibu, Kekuatan firasat, hingga indahnya persahabatan.

Whisper Desire - Cerah Berawan


Album Cerah Berawan ini merupakan mini album dari Band asal Jakarta yang mengusung nama besar Aghi Narottama (LAIN) sebagai sound Engineer. Band yang terinfluence dari band-band besar seperti Pure Saturday dan The Cure ini mengeluarkan empat lagu di Album ini. Lagu yang di Plot menjadi tembang pembuka adalah “kembali”, dimana intro lagu ini sejenak mengingatkan pada gebukan drum ala Udhi. Vokal Freddy yang sedikit tertutup oleh suara instrument membuat Band ini semakin mirip idola mereka. Lagu “Bicara” menjadi lagu berikutnya di ikuti lagu “Sekejap” kemudian “Kita akan bertemu disana”. Secara keseluruhan album ini tidak menunjukan variasi yang baik. Atmosfer yang dibawa oleh lagu yang satu dan yang lain tidak terlalu berbeda. Mendengarkan mini album ini sejenak seperti melihat pemandangan jalan Tol dari Bandung ke Jakarta melalui jendela yang terbuka dari mobil non AC kita.

Efek Rumah Kaca

Sebenarnya saya agak telat mengenal Band yang digawangi oleh Adrian pada Bass, Akbar pada Drum, dan Cholil pada lead vocal dan gitar. Sebelum mendengar album perdana dari trio asal Jakarta ini, saya sudah pernah menonton penampilan live mereka saat mereka diplot menjadi band pembuka konser The Radio Dept di Eldorado Bandung, setelah membaca ulasan mengenai mereka dibeberapa media nasional, akhirnya saya memutuskan untuk membeli album perdana mereka.

Album yang awalnya saya anggap biasa-biasa ini ternyata setelah didengarkan berkali-kali menimbulkan kesan yang baik bagi kuping saya. Setelah didengarkan dengan cermat lagu-lagu mereka seakan-akan memberikan kesan mendalam bagi saya. Album efek Rumah kaca ini dibuka dengan lagu berjudul “Jalang” lagu yang menggambarkan bagaimana kedudukan minoritas dilingkungan kita yang kerap kali dianggap aneh dan tidak lazim. Lagu kedua “Jatuh Cinta itu Biasa Saja” seakan-akan menyindir kehidupan masyarakat pada umumnya khususnya ABG (red: Anak Baru Gede) yang sepertinya inta mudah terbuai oleh. Berlanjut pada lagu “Bukan Lawan Jenis” dan “Belanja Terus Sampai Mati” yang menggambarkan pola hidup orang Indonesia yang pada umumnya konsumtif.

Ada tembang yang sedikit unik yang didedikasikan untuk pejuang HAM Munir, yang berjudul “Di Udara” dimana pada lagu ini digambarkan bagaimana orang-orang mengancam dan akhirnya membunuh Munir di atas pesawat. Tembang yang menjadi favorit saya berjudul “Melankolia” yang menggambarkan seorang manusia melankolis dengan segala kemurungan dan kecintaannya terhadap kesedihan. Secara keseluruhan Album perdana ERK bisa memberikan penyegaran terhadap penikmat musik yang bosan dengan tema-tema cinta melulu yang akhir-akhir ini semakin ramai.