September 30, 2008

Maaf-maaf-maaf-maaf...

Maaf merupakan kata sederhana yang dibangun oleh tiga jenis huruf berbeda, yang entah kenapa menjadi kata yang sangat sulit diucapkan. Saya pernah membaca pesan seorang tokoh dunia yang saya lupa namanya yang mengatakan bahawa kata maaf tidak mungkin diucapkan oleh seorang pengecut, karenanya hanya orang berjiwa besar yang mampu mengucapkan kata maaf dan mengakui kesalahannya secara jujur.

Hari raya Idul Fitri yang suci tiba, hari dimana kata maaf seakan-akan serentak diucapkan oleh jutaan umat islam di dunia. Pada hari lebaran seakan-akan muncul keberanian untuk mengucapkan kata yang pada hari biasa sangat sulit kita ucapkan.

Lewat tulisan ini saya ingin meminta maaf atas semua kesalahan saya. Kesalahan yang mungkin muncul dari mulut besar saya yang terbiasa mengucapkan hinaan dan cacian pada orang-orang yang bahkan belum saya kenal. Saya akui saya adalah seorang bajingan yang selalu berbicara seenaknya, yang sering kali mengucapkan kata-kata tidak manis kepada orang disekitar saya. Sekali lagi saya ingin meminta maaf atas perilaku tidak menyenangkan saya kepada supir angkot atau tukang becak yang mungkin pernah saya teriaki. Kepada orang yang tidak sengaja lewat didepan saya yang mungkin pernah saya komentari karena memakai sepatu yang tidak matching dengan jaket berwarna emas dengan garis horizontal putihnya.

Sekali lagi Maaf – maaf – maaf – maaf - maaf – maaf – maaf - maaf – maaf – maaf

Menikmati Kesendirian..



Dulu sekali seorang guru berkumis tebal bernama Perliondo (nama samaran) pernah memberi tahu saya tentang kedudukan manusia sebagai mahluk sosial dimana beliau dengan sedikit jilatan dibibir dan cipratan air ludah memberitahukan bahwa manusia selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Kemarin sore ada seorang teman saya yang dengan semangat yang sedikit berlebihan menceritakan tentang kencan pertamanya dengan seorang gadis yang menurutnya manis. Tadi malam teman kecil saya yang selalu menemani saya dengan keinsomniaanya bercerita tentang kesendiriannya dan indahnya menjadi single.

Kemudian sadari bahwa sudah sebulan belakang saya telah larut dalam indahnya kesendirian. Rasanya sudah sebulan ini saya menjadi orang egois yang tidak mau berbagi kasih sayang secara berlebihan dengan orang lain. Saya sedang bahagia menikmati malam-malam sunyi mengerjakan skripsi berbalut teori ergonomi ditemani suara tengku firly sambil berkirim pesan dengan teman-teman insomnia saya, mendiskusikan buku dan film-film baru sambil sesekali menyuruh teman saya yang tidak bisa tidur untuk menghitung jumlah bulan.

Hari-hari yang panas terik saya isi dengan membaca dan melakukan hoby, sambil sesekali melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil yang membuat saya tertawa. Terkadang saya hanya duduk berjam-jam bersama seorang penjual pulsa memperbincangkan hal-hal yang tidak penting sambil menunggu waktu ashar. Hal-hal kecil yang saya nikmati sebulan ini ternyata membawa perubahan positif pada hidup saya yang mungkin tidak banyak membawa manfaat bagi orang lain.

Rasanya saat ini saya ingin lebih menyayangi diri saya sendiri mungkin sedikit apatis ataupun autis, karena saya sadari dengan sifat saya saat ini sulit untuk menyayangi orang lain tanpa menyakitinya, lebih baik saya menikmati kesendirian sambil terus memperbaiki diri, mencoba untuk lebih sopan dan ramah, mungkin belajar untuk mengucapkan terima kasih atau maaf.

September 28, 2008

Lebaran LAGI..

Bulan di langit sudah tampak berbentuk sabit, sepertinya bulan Ramadhan yang penuh berkah ini akan segera berakhir, bulan dimana seluruh atmosfer kehidupan terasa berbeda, bulan dimana makanan khas seperti kolak pisang mendadak digemari oleh orang-orang, bulan dimana rasa kekeluargaan sepertinya bertambah erat seiring dengan rutinitas makan sahur dan buka puasa bersama.

Bulan yang mempengaruhi kehidupan saya secara global, bulan dimana setiap tahunnya selalu mendatangkan peristiwa penting yang mungkin membuat saya sedikit berpikir untuk lebih mencintai hidup saya yang mungkin belum banyak member manfaat bagi orang-orang disekitar saya..

Bulan Ramadhan akan segera pergi berganti dengan bulan baru yang diawali oleh hari yang suci dimana semua umat muslim saling memohon maaf karena kesalahannya, hari dimana tiba-tiba inbox message kita dipenuhi oleh pesan-pesan bernuansa permintaan maaf dengan kata-kata mutiara yang dirangkai, yang jujur saya akui jarang saya baca.

Hari raya lebaran dimana kita mengucapkan kata dengan empat huruf yang entah mengapa sulit sekali kita katakan pada hari-hari biasa. Hari dimana kita berkumpul dengan sanak saudara dan keluarga, berbincang dan bercanda sambil sedikit membuka mulut untuk memberi ruang masuk kepada sendok stainless Steel berukir bunga warisan nenek moyang berisi kuah opor ayam yang sejak pagi saat ustad berceramah sudah terbayang dalam pikiran kita. Hari dimana nuansa bahagia meliputi seisi rumah nenek didesa atau ayah di kota.

Satu Hari berdurasi dua puluh empat jam yang sangat singkat yang selalu saya nantikan setiap tahun. Hari pun berganti dengan hari-hari biasa dimana rutinitas kembali harus kita jalani. Saat-saat dimana saya merindukan Hari Lebaran Lagi.

Bulan purnama..

Saat pulang dari acara buka bersama tadi baru saya sadari bahwa hari ini tepat dimana bulan purnama penuh bersinat terang lewat pantulan cahaya bintang yang oleh orang Indonesia diberi nama matahari. Saya suka melihat purnama sambil sedikit berharap penjaga bulan bernama “Nini Anteh” terbang dengan sapu lidi membawa bungkusan kantong plastik hitam berisi ayam serundeng dan capcay goreng yang dibeli di rumah Sunda di planet venus untuk makan malam aki dan cucu-cucu nya.

Saya jadi teringat bahwa saat saya masih kecil di bulan ramadhan saat sehabis shalat tarawih saya sering naik keatas genting rumah kemudian sedikit menengadah keatas untuk melihat bulan purnama sambil mengagumi ciptaan yang maha kuasa itu. Setelah sedikit berfikir baru saya sadari bahwa bulan Purnama telah menjadi inspirasi bagi orang-orang. Tak sedikit lagu dan puisi yang mengambil tema dari satelit bumi tersebut. Bahkan banyak sekali lelaki Playboy yang merayu gadis-gadis bodoh dengan menyebutkan bahwa rupa gadis itu seperti bulan, padahal kita tahu bahwa permukaan bulan tidak lebih baik dari permukaan jalan-jalan protokol di Bandung.

Malam ini masih saya renungi kesalahan-kesalahan bodoh yang mungkin saya sadari betul. Disaat langit terang dangan cahaya matahari yang terpantul lewat bulatnya purnama ditengah bulan ramadhan ini, saya sadari bahwa seorang teman rasanya sudah tak mau lagi bercerita lagi, karena mungkin kesalahan saya yang melindunginya dari sakit. Rasanya sedih merenungi setiap caci maki dan jahilan-jahilan yang saya lakukan pada teman-teman terbaik saya, atau bahkan komentar-komentar pahit yang saya lontarkan tanpa sengaja pada orang bersepatu kuning atau bercelana jin dengan motif putih seperti habis digosok dengan batu apung yang lewat didepan saya.

September 14, 2008

Kenapa Saya harus PeduLi

Rasanya saya sudah bosan mendengar kata-kata negatif orang lain tentang saya, orang-orang yang bahkan tidak kenal dengan saya sama sekali. Mereka terlalu menilai saya dari kaca mata berlensa minus mereka, mereka yang mungkin saja baru saya kenal 3 detik dari sebuah jabatan tangan dan mungkin ciuman basah tiga menit itu, bertingkah layaknya orang yang memberi saya air susu dan mengganti popok basah saya selama bertahun-tahun.

Mengapa saya harus hidup diantara orang-orang yang sangat baik dan tenggang rasa sehingga terlalu perduli terhadap urusan orang lain melebih urusan hidup mereka yang bodoh. Tidak bisakah saya sejenak menikmati segala urusan pribadi saya tanpa ada orang yang berkomentar.

Bukankah kita hidup di Bumi yang luas dengan gunung, lautan dan jutaan hektar area hutan yang bisa kita jadikan tempat berteduh dan mengurusi urusan kita sendiri, bukan ruangan persegi 3x3 yang dengan terpaksa harus diisi oleh dua puluh lima orang yang harus saling bunuh untuk mendapatkan daging tikus putih yang bersembunyi di balik lemari bambu reyot.

Tidak bisakah saya berdiam sendiri lalu tertawa simpul diantara keramaian tangis dan gibah para pengantar jenazah yang lalu lalang di pemakaman umum, menikmati lelucon-lelucon bodoh buku saku lusuh tanpa halaman depan yang mungkin ditulis oleh orang tua berbungkus kain putih yang sedang berada didalam keranda mayat yang sedang saya pandangi sekarang.

PSMS VS PERSIB

Pertandingan yang pada awalnya saya perkirakan akan berlangsung seru dengan dominasi total dari maung Bandung ternyata pada kenyataannya berlangsung monoton dan biasa saja. Pangeran Biru yang saya harapkan bisa menang telak dengan skor minimal 2 : 0 ternyata tampil layaknya putri solo dengan segala kelemah lembutan, mereka cenderung menunggu lawan untuk menyerah dan membobol gawang mereka sendiri (tidak mungkin seperti itu tentunya). Koordinasi para pemain sepertinya tidak berjalan baik, para pemain seperti tidak saling mengenal, apakh perlu saya kenalkan lagih!!!, Pertandingan yang kata bung Hardimen diatas kertas bisa dimenangkan oleh Persib ternyata berakhir imbang 1 : 1. Memang pertandingan itu diatas rumput Bung!!, Saya akui saya kecewa tetapi harapan saya tetap membara bahwa Persib masih bisa Berjaya..

September 9, 2008

Negeri Paket Hemat

Keadaan negri yang saya tempati ini, yang katanya berlambang burung garuda, dapat saya ibaratkan layaknya restoran cepat saji dimana menu yang disajikan kurang variatif dan umumnya ditawarkan dalam bentuk paket yang katanya hemat, dimana jika membeli ayam sudah sepaket dengan nasi dan softdrink, atau paket lain yang juga ada nasi dan ayam serta soft drink ditambah sedikit cabai hijau atau gula pasir.

Seperti semua tokoh masyarakat mendadak mengalami penyakit latah, sehingga selalu mengikuti dan melakukan hal yang sama dengan orang lain. Didalam dunia music sepertinya sulit bagi saya untuk tidak mendengarkan lagu-lagu mellow dengan tema perselingkuhan yang dinyanyikan anak muda berpakaian indies dengan rambut spike. Sepertinya semakin banyak tumbuh band-band menyanyikan lagu cengeng beraroma melayu.

Memasuki bulan ramadhan semua orang berlomba menyanyikan lagu religius dari anak kemarin sore masih jadi artis cilik, pedangdut, pemabuk sampai ustad. Untuk apa ustad bernyanyi bukankah seharusnya mereka mengajar ngaji. Jika melihat televisi kita seperti melihat bahwa hampir semua stasiun televisi mempertontonkan sinema elektronik dengan tema-tema munafik yang sama. Jika dilihat kebelakang hampir semua stasiun TV menampilkan acara-acara pencarian bakan instan dari dangdut, lawak, penyanyi yang dijadikan pesinetron sampai berkutbah. Didalam dunia politi sepertinya timbul kelatahan dimana artis berlomba menjadi politikus.

Entah sampai kapan kita akan disuguhi hal-hal yang seragam dalam satu paket yang dikatakan hemat. Mungkin dalam waktu-waktu kedepan hal itu bisa berubah, mungkin dalam dunia music akan ada pemusik seperti naïf yang berani tampil beda, atau akan ada acara-acara televisi lain yang menawarkan sesuatu yang berbeda, tidakkah kita bosan setiap hari menonton acara gossip yang tidak penting. Semoga di masa yang akan datang Negara kita bisa diibaratkan seperti warung tegal dengan menu yang beraneka ragam dimana kita warga Negara diibaratkans ebagai pembeli yang bisa bebas memilih menu makanan tanpa ada embel-embel paket hemat

Wanita-wanita malam itu..

Malam tadi, setelah bosan karena seharian berada dirumah, saya memutuskan untuk pergi keluar sekedar cari angin sambil cari makanan kecil dan segelas kopi, lalu saya memutuskan pergi ke kosan teman yang minta ditemani mencari lapangan bulu tangkis, setelah beres saya memutuskan langsung pulang.

Dalam perjalanan pulang saya lewati jalan Braga yang pada bulan biasa dipenuhi kupu-kupu malam itu, ternyata jalan Braga yang terkenal itu sepi dari hingar bingar prostitusi itu sepi, tidak ada satupun wanita yang berjualan daging di pinggir jalan. Saya pun merasa sedikit bangga terhadap pemerintah yang berhasil membersihkan kawasan panas itu, walaupun mungkin hanya pada bulan Ramadhan saja.

Tetapi kekaguman saya pada pemerintah dan aparaturnya langsung luntur begitu saya melewati kawasan pasar yang menjadi tempat favorit wanita pemburu kerudung dan baju muslim yang terlihat luar bisa padat menjelang hari raya idul fitri. Didepan pasar itu terlihat belasan wanita penjual daging berlubang yang menawarkan kepuasan nafsu yang hanya lima menit itu. Mereka dengan tenang memakai pakaian terbuka sambil memasang senyuman-senyuman menggoda dengan lambaian tangan pada para lelaki. Tidakkah mereka malu dengan bulan ramadhan. Tidakkah mereka malu dengan orang-orang yang shalat taeawih di mesjid agung yang berjarak 500 meter dari mereka. Lalu apakah mereka bekerja untuk membeli baju lebaran, apakah mereka bekerja untuk membeli makan sahur. Kasian mereka tapi saya jijik melihat mereka..

September 6, 2008

8 kado terindah dan tak ternilai

1. Kehadiran
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang bisa juga hadir lewat surat, telepon, foto, atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran sebagai pembawa kebahagiaan.


2. Mendengar
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan.
Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.


3. Diam
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.


4. Kebebasan
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya ? Memberi kebebasan ádalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

5. Keindahan
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika mengkadokannya tiap hari ! Selain keindahan penampilan pribadi.


6. Tanggapan Positif
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negative terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi.
Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

7. Kesediaan Mengalah
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu ?
Bila memikirkan hal ini, berarti siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Okelah, mungkin kesal atau marah karena telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


8. Senyuman
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan syarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali kita menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi

September 1, 2008

Hujan...

Pagi ini saya terpaksa menghentikan mimpi saya tentang menjadi seorang pemilik kedai kopi, karena melalui proses yang sangat sulit saya terpaksa membuka mata saya yang seperti dibebani dengan satu kilogram kacang hijau disaat jarum pendek pada jam dinding kamar saya masih menunjukan pada angka yang dulu menjadi milik king Cantona itu, Rasanya terlalu pagi bagi seorang pensiunan mahasiswa seperti saya bangun sepagi itu. Tapi apa boleh buat saya harus menjelaskan pengetahuan umum tentang statistic kepada mahasiswa baru, yang tentu saja memasang muka pura-pura manis sambil mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti.

Pagi tadi jalanan masih basah oleh tetesan air hujan kemarin sore. Saya sangat rindu melihat gerimis sore hari ditemani secangkir robusta panas. Mungkin sambil membaca Mrs. Dalloway mencium bau tanah yang basah karena air yang diakhiri dengan melengkungnya si mejikuhibiniu itu. Saya suka menghabiskan waktu untuk hal yang kata orang bisnis mungkin tidak penting karena tidak menghasilkan uang. Toh hidup itu bukan semua tentang uang bukan?,

Saya jadi teringat sewaktu saya masih duduk dibangku SLTP saya sering sekalo bermain bola saat hujan turun, rasanya semua tidak peduli akan peringatan orang tua, atau bermain basket dengan lapang yang tentu saja licin dan membuat kita terjatuh lalu tertawa dan menertawakan, rasanya ingin kembali ke masa sekolah dulu dengan teman lama yang entah dimana sekarang.

Melihat langit pagi ini sepertinya hujan tidak turun lagi, tapi saya berharap hujan kembali datang toh sore ini saya berniat diam dirumah mengistirahatkan tubuh yang rasanya terlalu banyak mengandung arabika sambil menikmati hujan gerimis ditemani luna maya berambut kepang sambil menikmati singkong goreng dan secangkir espresso.