September 1, 2008

Hujan...

Pagi ini saya terpaksa menghentikan mimpi saya tentang menjadi seorang pemilik kedai kopi, karena melalui proses yang sangat sulit saya terpaksa membuka mata saya yang seperti dibebani dengan satu kilogram kacang hijau disaat jarum pendek pada jam dinding kamar saya masih menunjukan pada angka yang dulu menjadi milik king Cantona itu, Rasanya terlalu pagi bagi seorang pensiunan mahasiswa seperti saya bangun sepagi itu. Tapi apa boleh buat saya harus menjelaskan pengetahuan umum tentang statistic kepada mahasiswa baru, yang tentu saja memasang muka pura-pura manis sambil mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti.

Pagi tadi jalanan masih basah oleh tetesan air hujan kemarin sore. Saya sangat rindu melihat gerimis sore hari ditemani secangkir robusta panas. Mungkin sambil membaca Mrs. Dalloway mencium bau tanah yang basah karena air yang diakhiri dengan melengkungnya si mejikuhibiniu itu. Saya suka menghabiskan waktu untuk hal yang kata orang bisnis mungkin tidak penting karena tidak menghasilkan uang. Toh hidup itu bukan semua tentang uang bukan?,

Saya jadi teringat sewaktu saya masih duduk dibangku SLTP saya sering sekalo bermain bola saat hujan turun, rasanya semua tidak peduli akan peringatan orang tua, atau bermain basket dengan lapang yang tentu saja licin dan membuat kita terjatuh lalu tertawa dan menertawakan, rasanya ingin kembali ke masa sekolah dulu dengan teman lama yang entah dimana sekarang.

Melihat langit pagi ini sepertinya hujan tidak turun lagi, tapi saya berharap hujan kembali datang toh sore ini saya berniat diam dirumah mengistirahatkan tubuh yang rasanya terlalu banyak mengandung arabika sambil menikmati hujan gerimis ditemani luna maya berambut kepang sambil menikmati singkong goreng dan secangkir espresso.

No comments: