Skip to main content

Bersyukur

Pergi ke RSHS itu membuat saya jauh lebih bersyukur. Bagaimana tidak. Begitu masuk melalui pintu yang banyak orang antri di loket jamkesmas, saya menemukan pria bertelanjang dada yang dibawa dengan tempat tidur yang ada rodanya, sepertinya dia sedang tidak sadarkan diri, ada juga seorang ibu yang entah kenapa wajahnya tampak seperti ditarik ke salah satu sisi. Ada anak yang masih bisa tertawa padahal hampir seluruh kakinya di Gips, dan lagi-lagi dia dibawa dengan tempat tidur yang ada rodanya itu.

Puluhan orang mengantri diloket yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan jasa pengobatan yang murah, atau mungkin gratis. tidak peduli panas, tidak peduli lelah, bau, pengap, dan tentu tidak peduli kalau sedang sakit. Semuanya dilakukan entah dengan keterpaksaan atau dengan kerelaan hati, tapi yang jelas semuanya tetap dilakukan, demi untuk mendapatkan jasa pengobatan, biar bisa sembuh. Bisa sehat lagi. Dan tentu saja biar bisa tetap hidup.

Comments

Popular posts from this blog

My favourite Movie Quotes

The mythology of Superheros Comic is not only great, it's unique. there's the superhero and there's the alter ego. Batman is actually Bruce Wayne, Spider-Man is actually Peter Parker. When that character wakes up in the morning, he's Peter Parker. He has to put on a costume to become Spider-Man and it is in that characteristic   Superman stands alone. Superman didn't become Superman, Superman was born Superman. When Superman wakes up in the morning, he's Superman.   His alter ego is Clark Kent. His outfit with the big red "S", that's the blanket he was wrapped in as a baby when the Kents found him. Those are his clothes. What Kent wears,the glasses, the business suit, that's the costume.  That's the costume Superman wears to blend in with us.   Clark Kent is how Superman views us. And what are the characteristics of Clark Kent? He's weak.. he's unsure of himself, he's a coward. Clark Kent is Superman's critique on...

Secangkir Kopi dan Teh Hijau...

Ini bukan tentang seberapa jauhnya jarak yang membentang antara kamu dan saya, ini bukan tentang bagaimana sulitnya saya dan kamu bertemu dan berbincang hanya sekedar menyapa dan bertanya ada apa. Ini juga bukan tentang nikmatnya segelas kopi dan teh hijau yang biasa kamu nikmati sambil membaca Nina Garcia ketika sore hari tiba dan menyapa. Ini tentang suatu sore dimana kita duduk bersama, sambil menikmati dinginnya kopi hitam dan hangatnya teh hijau, berbincang dan bercerita tentang betapa cerdasnya sang penemu sabun cuci berwarna merah, tentang ibu kota yang dipenuhi Super Mall dimana-mana, dan masa-masa sekolah yang kembali terulang di S2. Ini tentang bagaimana akhirnya kita bertemu, saling bertanya dan menyapa secara nyata. Ini tentang bagaimana saya akhirnya bisa memperhatikan kamu yang bercerita sambil sesekali membetulkan letak kaca mata, memperhatikan kamu yang sesekali tertawa ketika bercerita tentang bagaimana kamu mengemudi tanpa kaca mata. Ini bukan tentang ni...