Skip to main content

satu saja..

Maafkan saya..
Maafkan atas semua kata-kata yang telah terucap
Maafkan atas semua kata-kata yang tak mampu terucap
Maaf atas emosi yang sudah terlanjur saya ledakan yang membuat mata mu akhirnya tak mampu membendung derasnya dorongan butiran-butiran air mata berdiameter 3 milimeter hingga akhirnya jatuh bebas membasahi kedua pipi yang hampir setiap malam sebelum tidur saya kecup tanpa ragu.

Hanya satu kata maaf yang saya ucapkan malam ini, hanya satu kata maaf yang saya minta kamu berikan, tak perlulah saya ucapkan beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta maaf. Cukup satu kata maaf saja. Bukankah satu maaf yang tulus jauh lebih berarti dari pada sejuta maaf penuh kebohongan.

Tolong berikan saya satu maaf sajah..

Comments

Popular posts from this blog

My favourite Movie Quotes

The mythology of Superheros Comic is not only great, it's unique. there's the superhero and there's the alter ego. Batman is actually Bruce Wayne, Spider-Man is actually Peter Parker. When that character wakes up in the morning, he's Peter Parker. He has to put on a costume to become Spider-Man and it is in that characteristic   Superman stands alone. Superman didn't become Superman, Superman was born Superman. When Superman wakes up in the morning, he's Superman.   His alter ego is Clark Kent. His outfit with the big red "S", that's the blanket he was wrapped in as a baby when the Kents found him. Those are his clothes. What Kent wears,the glasses, the business suit, that's the costume.  That's the costume Superman wears to blend in with us.   Clark Kent is how Superman views us. And what are the characteristics of Clark Kent? He's weak.. he's unsure of himself, he's a coward. Clark Kent is Superman's critique on...

Secangkir Kopi dan Teh Hijau...

Ini bukan tentang seberapa jauhnya jarak yang membentang antara kamu dan saya, ini bukan tentang bagaimana sulitnya saya dan kamu bertemu dan berbincang hanya sekedar menyapa dan bertanya ada apa. Ini juga bukan tentang nikmatnya segelas kopi dan teh hijau yang biasa kamu nikmati sambil membaca Nina Garcia ketika sore hari tiba dan menyapa. Ini tentang suatu sore dimana kita duduk bersama, sambil menikmati dinginnya kopi hitam dan hangatnya teh hijau, berbincang dan bercerita tentang betapa cerdasnya sang penemu sabun cuci berwarna merah, tentang ibu kota yang dipenuhi Super Mall dimana-mana, dan masa-masa sekolah yang kembali terulang di S2. Ini tentang bagaimana akhirnya kita bertemu, saling bertanya dan menyapa secara nyata. Ini tentang bagaimana saya akhirnya bisa memperhatikan kamu yang bercerita sambil sesekali membetulkan letak kaca mata, memperhatikan kamu yang sesekali tertawa ketika bercerita tentang bagaimana kamu mengemudi tanpa kaca mata. Ini bukan tentang ni...