May 11, 2009

who am i now

Mari sejenak saya ajak kamu untuk kembali mengenang saat-saat kita masih berumur kurang dari 9 tahun, saat-saat dimana orang-orang akan bertanya tentang siapa nama kita lalu mau jadi apa kita kelak, saat dimana kita diajarkan untuk memiliki cita-cita dan mimpi yang perlu kita raih saat kita dewasa.

Mungkin dari sepuluh anak yang ditanya akan muncul sepuluh jawaban berbeda, ada yang ingin jadi astronot, ada yang ingin jadi presiden, penjahat, pegawai salon, duda kuren, pelaut, ksatria baja hitam, dan macam-macam cita-cita lain, walaupun profesi dokter umumnya selalu muncul dari mulut anak-anak itu. Tetapi intinya semua orang memiliki mimpi tersendiri yang ingin mereka raih kelak.

Hari ini, setelah sepuluh sampai dua puluh tahun berlalu dari pengikraran mimpi dan cita-cita kita, coba lihatlah keadaan sekarang, sudahkah cita-cita kita itu tercapai? atau sudahkah kita berada di jalur yang benar dalam meraih mimpi masa kecil kita itu?. Sudahkah kita menjadi duda saperti yang kita inginkan dulu?, atau sudahkah si Asep kecil menjadi seorang Bob Marley seperti apa yang ia tuliskan dengan kapur putih di atas papan tulis hitam di depan kelas lima belas tahun lalu? Sudahkah anak-anak Sekolah dasar yang dulu ingin menjadi dokter itu berkuliah di Fakultas Kedokteran?.

Lihatlah sejenak diri kita apakah diri kita yang sekarang merupakan sosok yang memang kita inginkan dulu, ataukah sosok kita yang kita pandangi setiap pagi di depan pecahan-pecahan cermin ini sesungguhnya bukanlah sosok ideal seperti yang kita harapkan lima belasan bahkan puluhan tahun lalu.

Sedikit mengutip ucapan vokalis The Strokes yang mengatakan “Who you were want to versus who you are now, Who wins??”. Mari kita renungkan dan jawab pertanyaan tersebut, apakah memang hari ini setelah puluhan tahun berselang kita sudah bisa meraih sebagian mimpi kita, atau bahkan belum sedikitpun kita mendekati mimpi tersebut. Apakah seorang Presiden yang sekarang duduk sebagai pemimpin Negara memang bercita-cita sebagai presiden, karena bukan tidak mungkin sang presiden itu ingin menjadi PNS saja saat dia masih kecil. Apakah seorang dokter ahli yang sekarang menjadi kepala rumah sakit itu, memang bercita-cita menjadi dokter dari dulu, atau hanya karena paksaan orang tua dia kemudian kuliah di Fakultas Kedokteran sampai menjadi dokter sekarang.

Saya sendiri sejak dulu tidak pernah bercita-cita untuk menjadi apapun, saya terlalu membiarkan hidup berjalan apa adanya, melakukan apa yang perlu dilakukan hari ini, jarang sekali saya memikirkan apa yang harus saya lakukan nanti, saya terlalu menyibukan diri dengan saat ini, sehingga saya tidak sempat memikirkan cita-cita saya. Ketika saya menerima pertanyaan tadi saya tidak bisa menjawab siapa yang menang karena saya tidak tahu dulu saya becita-cita ingin menjadi apa. Jadi apakah kamu pembaca tulisan ini yang sudah saya anggap sebagai teman bisa menjawab pertanyaan tadi mengenai apakah kita yang sekarang ini merupakan sosok yang ada dalam mimpi kita di masa kecil

No comments: