May 11, 2009

Tentang Cita-cita saya

Sejak dulu saya selalu bingung ketika ditanya mengenai cita-cita saya, ketika saya melihat bapak saya menjadi PNS maka saya ingin menjadi PNS, kemudian saya ingin mejadi presiden ketika saya melihat bagaimana seorang Presiden Soeharto bisa membangun kerajaan mewahnya selama 32 tahun. Beberapa bulan berlalu cita-cita saya berubah ingin menjadi duda keren ketika melihat Ahmad Albar bisa menggaet Cut Keke. Cita-cita saya pun terus berubah dari dokter, Duta besar, artis, dan lain sebagainya sampai akhirnya saya sadar bahwa sebagai anak kecil yang belum akil bhalig saya terlalu banyak memiliki cita-cita yang tidak mungkin saya raih semuanya, sampai akhirnya seyua memutuskan saja untuk tidak pernah bercita-cita dan menjadi apapun. Jadi pada akhirnya saya menganggap bahwa diri saya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang dokter, jendral, rockstar, ataupun seorang juragan angkot apalagi ibu rumah tangga.

Setelah timbul kesadaran bahwa saya terlalu banyak memiliki cita-cita saya pun kemudian membiarkan hidup itu berjalan apa adanya, membiarkan perahu nasib membawa saya terombang-ambing sampai sekarang. Ketika saya lulus dari sekolah menengah pertama saya membiarkan orang tua saya memilihkan SMU yang tepat, kemudian setelah lulus dari sekolah menengah umum pun saya tidak tahu akan kuliah di mana sampai akhirnya saya kembali membiarkan kedua orang tua saya memilihkan program studi yang tepat. Setelah lulus dan menjadi sarjanapun saya kembali tidak tahu harus melakukan apa sampai seorang teman yang belum lama saya kenal menawarkan pekerjaan yang saya lakukan sekarang.

Tapi hari ini, walaupun tampak sedikit terlambat, tapi tantunya pernah kita dengar ungkapan lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, dan akhirnya saat ini saya menemukan cita-cita yang benar-benar saya inginkan. Saat ini saya hanya ingin hidup bahagia didesa, bisa bangun pagi dengan tubuh yang sehat untuk kemudian menghirup udara segar dari jendela kamar saya yang menghadap ke sebuah danau, lalu kemudai membuka pintu kamar lalu mengucapkan selamat pagi sambil mencium kening istri saya lalu sarapan makanan enak dan sehat bersama kelima anak saya. Saya hidup aman dan nyaman saling menyayangi dan di sayangi oleh teman dan keluarga, dan tentunya di cintai oleh Allah SWT . Saya juga ingin hidup layaknya iklan sebuah koyo, pas butuh mobil punya mobil, pas butuh rumah ada yang beliin, pas butuh kerjaan ada yang nawarin, ya hidup secukupnya saja..hehehehehe..

…what a good life…

No comments: