July 1, 2012

Si Anjing

Tadi siang ketika saya sedang duduk di teras rumah saya sambil makan lemper dan kacang garuda, tiba-tiba ada seekor anjing lewat, anjing tersebut berjalan sambil menunduk dan menendang-nendang batu kerikil yang kebetulan tersebar di jalan yang ia lewati, tampak sedih sekali, parahnya lagi, setelah saya perhatikan lebih dekat ternyata anjing tersebut sedang menangis.

Ia pun menghampiri saya dan dengan tersedu-sedu bertanya
   "Ada garpit a?"
   "Ada, berapa batang?"
   "Separo berapa?"
   "lima ribu"
Si anjing pun tertegun, sambil sesekali mencari sesuatu di kantong, bolak balik, setelah beberapa detik berlalu dia kemudian kembali menatap muka saya sambil memasang muka kasihan dan berkata
   "Cuma punya dua ribu"
Walau saya tahu muka itu penuh muslihat tapi setelah beberapa detik melihat air mata yang berlinang di kedua mata si Anjing, akhirnya saya tersentuh juga.
   "Ya bolehlah, kasian.. koreknya ada?"
   "Pinjem boleh?"
   "Iya sok, kamu kenapa njing?" tanya saya penasaran
   "Biasalah galau a"
   "jiga jelma wae atuh galau!! Cinta?"
   "Ya naon deui atuh"
   "Kenapa, ditolak yah?"
   "Iyah, ditolak balikan lagi sama mantan saya"
   "Kenapa bisa?"
   "Bisalah namanya juga cinta, tidak selamanya berbalas"
Tiba-tiba tangisan si anjing makin keras sampai meraung-raung dan akhirnya menggonggong makin keras dan semakin keras hingga akhirnya membuat saya kesal
   "Gandeng anjing!!" bentak saya sambil melempar sapu lidi
Dia pun menghentikan tangisannya perlahan
   "Hiks..hiks, maaf a, jadi keingetan sama mantan saya"
   "Emang apa sih alasan dia nolak kamu?" tanya saya penasaran
   "Kata mantan saya, saya bukan orang baik"
   "Kamu kan emang anjing, bukan orang!"Jawab saya serius sekali
   "Eh iya, maksudnya kata mantan saya, saya bukan anjing yang baik"
   "Kenapa gitu?"
   "Iya dulu saya pernah ninggalin dia di pasar caringin"
   "Trus jadi dia dendam gitu?"
   "Iyah dia masih aja inget kesalahan saya itu, padahal udah lama banget"
   "Wanita emang mengingat hal-hala kaya gitu, njing"
   "Tapi saya juga baik banget kok a, kadang-kadang saya suka bikinin dia lagu atau puisi, tapi tetep aja dia mau putus waktu saya tinggalin di pasar caringin"

    "oooh, kesian juga yah kamu..udah cari aja cewe laen"
   "Ga bisa a, saya cinta banget sama dia.."
Saya hanya bisa mangut-mangut dan diam-diam mulai kagum pada si anjing yang menganut azas cinta itu buta. 
    "Terus kenapa dulu dia mau jadi pacar kamu?"tanya saya, dengan muka sok perhatian
   "Iya katanya dulu saya baik, pinter ngerayu, pinter ngebujuk dan ngehibur dia, makanya dia mau, eh sekarang katanya saya berubah jadi suka bohong, suka ingkar janji"
   "Ooooh, biasa atuh itu mah.." jawab saya dengan muka tidak peduli
Tiba-tiba si Anjing marah dan membentak saya
   "enak aja biasa-biasa anjing!! coba kalau udah ngerasaian diputusin mah sedih"
   "Lho yang anjing itu saya apa kamu???" bentak saya, sambil melemparkan lemper ayam yang tinggal setengah.
  "Eh iya yah, saya yang anjing mah" jawab dia dengan muka merah jambu sambil menggaruk-garuk kepala.
"Udah cari cewe lain aja" kata saya mulai agak kesal
"Ga bisa a, udah cinta mati. C.I.N.T.A!!!"
"oooh.. Udah kamu jadi wakil rakyat ajah.."
"ko jadi wakil rakyat? biar apa? saya kan berpendidikan dan gak keren"
"biar kaya, biar terkenal, nanti mantan kamu itu mau lagi sama kamu"
"Modal saya apa?"
"Pinter ngerayu, pinter ngebujuk, pinter juga berbohong"
"Lho bisa yah?"
"Bisa dong, tapi jangan salah!! rakyatnya rakyat anjing juga yah"
"Oke deh, makasih yah a, kapan-kapan saya traktir pake duit proyek"

Si Anjing pun pergi sambil bersenandung lagu-lagu bahagia, tidak lagi tertunduk dan menendang-nendang kerikil..

--Tamat--

No comments: