Skip to main content

Momen dan ritme

Saya sangat suka mengamati bagaimana sebuah pendulum bergerak. Dari titik tertinggi di sebelah kiri dengan kecepatan yang perlahan meningkat dia berayun melewati titik terendah hingga sampai di titik tertinggi di sebelah kanan, lalu berhenti sepersekian detik, kemudian sambil meningkatkan kecepatan, dia kembali berayun dari titik tertinggi di sebelah kanan kembali melewati titik terendah dimana dia mencapai kecepatan tertinggi hingga akhirnya tiba di titik tertinggi si sebelah kiri untuk kemudian berhenti sejenak sebelum kembali berayun, begitu seterusnya. 

Semua berjalan dengan ritme teratur dan kontinyu. Ada momen untuk berhenti dan berayun, ada momen untuk mempercepat ayunan ada momen untuk memperlambat ayunan. Sekali lagi saya bilang, semuanya berlangsung dengan ritme yang teratur dan berlangsung secara kontinyu.

Belakangan saya kehilangan momen-momen itu, keteraturan itu, ritme itu...

Comments

Popular posts from this blog

My favourite Movie Quotes

The mythology of Superheros Comic is not only great, it's unique. there's the superhero and there's the alter ego. Batman is actually Bruce Wayne, Spider-Man is actually Peter Parker. When that character wakes up in the morning, he's Peter Parker. He has to put on a costume to become Spider-Man and it is in that characteristic   Superman stands alone. Superman didn't become Superman, Superman was born Superman. When Superman wakes up in the morning, he's Superman.   His alter ego is Clark Kent. His outfit with the big red "S", that's the blanket he was wrapped in as a baby when the Kents found him. Those are his clothes. What Kent wears,the glasses, the business suit, that's the costume.  That's the costume Superman wears to blend in with us.   Clark Kent is how Superman views us. And what are the characteristics of Clark Kent? He's weak.. he's unsure of himself, he's a coward. Clark Kent is Superman's critique on...

Secangkir Kopi dan Teh Hijau...

Ini bukan tentang seberapa jauhnya jarak yang membentang antara kamu dan saya, ini bukan tentang bagaimana sulitnya saya dan kamu bertemu dan berbincang hanya sekedar menyapa dan bertanya ada apa. Ini juga bukan tentang nikmatnya segelas kopi dan teh hijau yang biasa kamu nikmati sambil membaca Nina Garcia ketika sore hari tiba dan menyapa. Ini tentang suatu sore dimana kita duduk bersama, sambil menikmati dinginnya kopi hitam dan hangatnya teh hijau, berbincang dan bercerita tentang betapa cerdasnya sang penemu sabun cuci berwarna merah, tentang ibu kota yang dipenuhi Super Mall dimana-mana, dan masa-masa sekolah yang kembali terulang di S2. Ini tentang bagaimana akhirnya kita bertemu, saling bertanya dan menyapa secara nyata. Ini tentang bagaimana saya akhirnya bisa memperhatikan kamu yang bercerita sambil sesekali membetulkan letak kaca mata, memperhatikan kamu yang sesekali tertawa ketika bercerita tentang bagaimana kamu mengemudi tanpa kaca mata. Ini bukan tentang ni...