August 9, 2010

Ngalamun...

Selalu ada perasaan Gloomy ketika saya berkendara melewati jalan-jalan kota Bandung ditengah malam. Ditemani suara cantik dari seorang wanita penyiar radio yang mungkin wajahnya tidak secantik suaranya. Ada Oasis disana, ada Sarasvati juga, ada John Mayer yang rasanya sudah berkali-kali saya dengar hari ini. Bahkan ada Ariel dan Peterpan nya ikut menyapa dengan "yang terdalam", lagu yang semakin memperkuat anggapan saya bahwa pesona Ariel itu tidak pernah padam seperti lampu Philips.

Jalan-jalan tampak sepi, hanya beberapa orang saja yang terlihat, tampak beberapa waria yang sibuk membetulkan letak peyangga payudara di pinggir rel kereta. Di bagian yang lain tampak seorang kakek tua berpakaian seperti pegawai negeri sipil sibuk menukar-nukar uang sepuluh lembar uang seribu ditukar dengan satu lembar uang sepuluh ribu, dua lembar uang sepuluh ribu kemudian ia tukar dengan satu lembar dua puluh ribu. Untuk apa? saya juga tidak tahu.. Di jalan yang itu yang bernama pahlawan tampak beberapa PSK berdiri melemparkan senyuman-senyuman nakal dengan lambaian tangan setan, merayu setiap pria yang mereka rasa mampu membayar jasa yang mereka tawarkan.

Sementara saya masih disini, berkendara walau rasanya sangat lelah. masih ditemani penyiar yang bersuara cantik, masih di temani lagu-lagu yang semakin membuat saya muram yang membuat saya ingin jatuh semakin dalam kedalam lamunan-lamunan. Lamunan tentang kebun binatang yang belum menerapkan pelayanan satu pintu. Lamunan tentang seorang anak berumur lima tahun di tahun 2050 nanti, berjalan membungkuk dengan kacamata tebal saling berkerumun namun tetap sendiri. Lamunan tentang perkataan seorang bujangan tua yang kecewa terhadap jalan-jalan di Indonesia yang masih banyak setelah 65 tahun merdeka, Lamunan tentang lamunan yang membuat saya semakin jatuh dan entah kenapa bersedih.

No comments: