August 17, 2010

17 Agustus 2010

Pantas saja tidak ada tentara Belanda sejak kemarin, rupanya Indonesia sudah merdeka. Sudah 65 tahun katanya. Pantas saja sudah tiga hari tetangga saya memasang tiang bendera beserta benderanya. Rupanya hari ini hari kemerdekaan. Hari yang kata pembawa acara SILET adalah hari dimana seluruh rakyat Indonesia bergembira memperingati ulang tahun kemerdekaan negara Indonesia. Apakah benar seluruh rakyat Indonesia bergembira pada tanggal 17 Agustus 1945? Apakah benar Indonesia sudah merdeka?

Lalu apakah Merdeka itu??.

Kata Dedi Mizwar sang naga bonar, Merdeka itu malu. Malu menjadi benalu bukan malu layaknya pasangan muda yang malu-malu membuka baju lalu terkesima oleh indahnya puting susu. Merdeka itu malu. Malu ketika kita malas atau tidak mau menuntut ilmu. Bukan malu pada tetangga hanya karena saat hari raya kita tidak memiliki baju dan celana baru..

Kata seorang yang biasa mereka panggil Guru. Merdeka itu berani. Berani berkata tidak kepada segala ketidak adilan yang terjadi. Bukan berani mencoba berbagai macam ganja untuk kemudian kamu tersenyum bersama. Merdeka itu berani. Berani melawan penguasa yang membiarkan rakyatnya terpaksa menjadi seorang pelacur atau pencuri-pencuri kelas teri. Bukan berani menjadi bagian dari masa yang menghakimi seorang pencopet yang sialnya tidak tertangkap oleh seorang polisi.

Kata buku tebal yang oleh kakek saya di sebut kamus, merdeka berarti mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang atau pihak tertentu lagi termasuk sang penjajah kita Belanda dan Jepang.

Apakah benar kita tidak bergantung lagi pada Belanda? Lalu bagaimana dengan lampu Philips yang kita gunakan saat kuliah Bapak MSMS? Bukankah lampu itu buatan Belanda? Bagaimana kalau saat kuliah lampu buatan Belanda itu tiba-tiba mati? Bukankah Belanda masih mengatur kelancaran kuliah sayah? Apakah benar kita tidak bergantung pada Jepang? Lalu bagaimana dengan motor Yamaha yang saya pakai ke kampus? Bukankah itu buatan Jepang?. Bagaimana jika tiba-tiba motor jepang itu mogok? Tidakkah perjalanan saya yang katanya untuk menuntut ilmu akan terhambat? Tidakkah untuk belajar saja saya masih bergantung pada Belanda dan Jepang?

Merdeka atau mati kawan!!!!!!!!!!!!!!

No comments: