Skip to main content

Bus way..

Hari ini saya sengaja membiarkan kaki saya ini membawa saya terduduk mengelilingi kota Jakarta dalam sebuah kendaraan besar beroda 12 berkapasitas lebih dari 150 orang. Selama kurang lebih 60 puluh menit saya hanya terduduk mendengarkan Richard Ashroft dan Chris Martin bernyanyi melalui head set telepon sellular diselingi suara mesin diesel buatan Korea. Samar-samar terdengar suara wanita berkata "next stop" dan "Step Carefully". Tampak di depan saya seorang pria umur 50 tahunan berkemeja putih bergaris biru memegang sebuah tas kulit imitasi berwarna hitam, sambil sesekali melihat kekanan dan kekiri lalu kemudian mengelap keringat dengan tangan nya. Tampak jelas dalam guratan wajah beliau beratnya beban hidup yang harus ia pikul.
Ditengah lagu "mosi tidak percaya" ketika samar-samar terdengar suara wanita berbicara "Matraman Shelter" tampak seorang ibu-ibu berbetis besar dengan sepatu Bucherry Coklat bangkit dari kursi untuk kemudian menggapai pintu keluar dengan setengah berlari.
Menjelang tengah hari, bis ini semakin kosong, kedua mata saya yang saling bekerja sama dengan kompak semakin jelas mengamati setiap elemen yang ada dalam ruangan berjalan ini, tampak jelas pegangan-pegangan penumpang yang semula berwarna putih mulai beralih menjadi kuning, di tiap jendela terlihat panduan-panduan dalam menggunakan bus Trans Jakarta mulai dari Melaporkan setiap kehilangan sampai mencatat waktu dan nomor Bus.
Mendekati perhentian akhir ketika saya menon aktifkan pemutar MP3 saya, dari jauh terlihat dua orang wanita berbaju seragam hijau dengan sepatu hak tinggi berjalan bersama menghasilkan irama "Tak tok tak tok tak". tampak pula bapak paruh baya tadi meninggalkan sisa keringat pada kursi penumpang ketika beliau berdiri.
Akhirnya tiba saatnya saya bangkit dari tempat duduk ini untuk kemudian menyambut panasnya udara laut yang akan segera tertiup kearah tubuh saya, saat kedua kaki ini membawa tubuh saya dari luar bus ini...

Comments

Popular posts from this blog

My favourite Movie Quotes

The mythology of Superheros Comic is not only great, it's unique. there's the superhero and there's the alter ego. Batman is actually Bruce Wayne, Spider-Man is actually Peter Parker. When that character wakes up in the morning, he's Peter Parker. He has to put on a costume to become Spider-Man and it is in that characteristic   Superman stands alone. Superman didn't become Superman, Superman was born Superman. When Superman wakes up in the morning, he's Superman.   His alter ego is Clark Kent. His outfit with the big red "S", that's the blanket he was wrapped in as a baby when the Kents found him. Those are his clothes. What Kent wears,the glasses, the business suit, that's the costume.  That's the costume Superman wears to blend in with us.   Clark Kent is how Superman views us. And what are the characteristics of Clark Kent? He's weak.. he's unsure of himself, he's a coward. Clark Kent is Superman's critique on...

Secangkir Kopi dan Teh Hijau...

Ini bukan tentang seberapa jauhnya jarak yang membentang antara kamu dan saya, ini bukan tentang bagaimana sulitnya saya dan kamu bertemu dan berbincang hanya sekedar menyapa dan bertanya ada apa. Ini juga bukan tentang nikmatnya segelas kopi dan teh hijau yang biasa kamu nikmati sambil membaca Nina Garcia ketika sore hari tiba dan menyapa. Ini tentang suatu sore dimana kita duduk bersama, sambil menikmati dinginnya kopi hitam dan hangatnya teh hijau, berbincang dan bercerita tentang betapa cerdasnya sang penemu sabun cuci berwarna merah, tentang ibu kota yang dipenuhi Super Mall dimana-mana, dan masa-masa sekolah yang kembali terulang di S2. Ini tentang bagaimana akhirnya kita bertemu, saling bertanya dan menyapa secara nyata. Ini tentang bagaimana saya akhirnya bisa memperhatikan kamu yang bercerita sambil sesekali membetulkan letak kaca mata, memperhatikan kamu yang sesekali tertawa ketika bercerita tentang bagaimana kamu mengemudi tanpa kaca mata. Ini bukan tentang ni...