December 15, 2011

Patah Hati

patah
/a/ putus
/ki/ 1. terhenti; 2. tidak dapat dilanjut lagi

hati
/n/ 1. organ badan yang berwarna kemerahan dibagian kanan atas rongga perut gunanya untuk mengabil sari makana dari darah dan menghasilkan empedu; 2. jantung; 3. sesuatu yang ada dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian (perasaan-perasaan dsb.); 4. apa yang terjadi dalam batin; 5. sifat (tabiat) batin manusia;

Lalu apa makna sesungguhnya dari patah hati itu. Apakah patah hati itu berarti perasaan yang muncul ketika kamu mendapati bahwa cinta kamu tidak bertepuk dua tangan? Apakah patah hati itu ketika kamu menangis semalaman hingga akhirnya tertidur dan kembali menangis ketika keesokan harinya kamu terbangun dan menyadari bahwa pagi masih menawarkan kenyataan yang tidak signifikan berbeda?

Seperti apakah rasanya patah hati itu? apakah rasanya seperti tahu bulat? apakah rasanya pahit seperti obat analgesiknya dede yusuf yang kamu minum tanpa bantuan air.

Ataukah memang patah hati itu tidak bisa dirasakan oleh lidah, seperi sakit gigi, seperti ketika kamu gagal mendapatkan nilai 9 di mata pelajaran pendidikan moral pancasila. Ataukah rasanya sama seperti ketika suatu pagi seorang mantan kekasih yang masih kamu sayangi tiba-tiba memberi kabar bahwa dia akan segera menikah dengan seorang pria yang tentu saja bukan kamu? Ataukah rasanya sama seperti ketika kamu terbangun oleh suara telepon yang ternyata mantan kekasih kamu yang mau menikah tadi yang entah kenapa dengan begitu lugunya meminta bantuan kamu untuk sekedar menjadi pagar bagus atau penyebar undangan ke teman-teman lama kalian.

Seperti maknanya yang beragam dan tentu saja masih simpang siur, perilaku yang muncul akibat patah hatipun beragam. Seorang teman saya menghabiskan berliter-liter bahan bakar premium sambil berkeliling kota dan memacu motornya kencang sekali di pagi buta ketika dia patah hati. Teman saya yang lain, yang mungkin sedang patah hati juga, menyanyikan lagu sadisnya Afgan di ruang belajar berkali-kali sampai akhirnya berhenti dan mengajak saya dan teman-teman yang lain untuk menemani dia menyanyikan lagu yang sama di ruang karaoke. Sementara itu teman saya yang lain, yang gemuk, mengajak saya dan satu orang teman saya yang lain untuk mendengarkan cerita sedihnya, di pinggir jalan!!! di pagi buta!!

Ada juga perilaku-perilaku yang lain, yang boleh lah kamu sebut "lucu" kalau kamu menganggap kata "menyebalkan" itu kurang sopan, perilaku seperti merasa bahwa semua lagu pop yang bertemakan sedih itu dia bangettt, atau memutar film atau lagu yang mereka anggap sebagai soundtrack of their love life hanya untuk kembali mengenang, menangis, dan minta dikasihani.

Tidak ada yang baku dan pasti, semuanya masih sangat-sangat beragam dan simpang siur, patah hati itu layaknya objek penelitian yang tidak pernah akan dapat didefinisikan dengan pasti makna dan pengertiannya, semakin banyak kamu bertanya dan mengamati maka sebanyak itulah defisini dan makna yang akan kamu temui.

Selamat Mencari (kalau mau)

No comments: