Skip to main content

Ketika rindu pacar

Saya rindu kamu, kamu yang selalu ikut tersenyum ketika saya bahagia, ketika tahu saya mendapat kerja. Kamu yang selalu cemberut ketika tahu saya tak juga berhenti merokok dan tidak mau pergi berobat. Kamu yang dengan sabar membetulkan rambutku yang sering kali acak-acakan. Kamu yang dengan sabar mendengarkan saya bercerita tentang hari kemarin dimana air dan udara segar jauh lebih murah. Dimana kota saya ini tidak terlalu padat akibat banyak warga ibu kota berkunjung di akhir pekan untuk sekedar membeli T-shirt merk paman sambil makan brownies kukus buatan ibu mertua.

Saya rindu kamu, kamu yang tersenyum ketika saya bercerita tentang hari esok yang ingin kita habiskan berdua saja, mungkin bersama anak-anak kita kelak yang berlari kesama kemari diatas rumput hijau yang juga halaman rumah kita.

Saya rindu kamu, Kamu yang juga pacar saya,kamu yang selalu ceria ketika membicarakan tarian-tarian orang korea, kamu yang tidak pernah lelah menyemangati saya yang terkadang sudah malas dan banyak mengeluh.

Comments

Popular posts from this blog

My favourite Movie Quotes

The mythology of Superheros Comic is not only great, it's unique. there's the superhero and there's the alter ego. Batman is actually Bruce Wayne, Spider-Man is actually Peter Parker. When that character wakes up in the morning, he's Peter Parker. He has to put on a costume to become Spider-Man and it is in that characteristic   Superman stands alone. Superman didn't become Superman, Superman was born Superman. When Superman wakes up in the morning, he's Superman.   His alter ego is Clark Kent. His outfit with the big red "S", that's the blanket he was wrapped in as a baby when the Kents found him. Those are his clothes. What Kent wears,the glasses, the business suit, that's the costume.  That's the costume Superman wears to blend in with us.   Clark Kent is how Superman views us. And what are the characteristics of Clark Kent? He's weak.. he's unsure of himself, he's a coward. Clark Kent is Superman's critique on...

Secangkir Kopi dan Teh Hijau...

Ini bukan tentang seberapa jauhnya jarak yang membentang antara kamu dan saya, ini bukan tentang bagaimana sulitnya saya dan kamu bertemu dan berbincang hanya sekedar menyapa dan bertanya ada apa. Ini juga bukan tentang nikmatnya segelas kopi dan teh hijau yang biasa kamu nikmati sambil membaca Nina Garcia ketika sore hari tiba dan menyapa. Ini tentang suatu sore dimana kita duduk bersama, sambil menikmati dinginnya kopi hitam dan hangatnya teh hijau, berbincang dan bercerita tentang betapa cerdasnya sang penemu sabun cuci berwarna merah, tentang ibu kota yang dipenuhi Super Mall dimana-mana, dan masa-masa sekolah yang kembali terulang di S2. Ini tentang bagaimana akhirnya kita bertemu, saling bertanya dan menyapa secara nyata. Ini tentang bagaimana saya akhirnya bisa memperhatikan kamu yang bercerita sambil sesekali membetulkan letak kaca mata, memperhatikan kamu yang sesekali tertawa ketika bercerita tentang bagaimana kamu mengemudi tanpa kaca mata. Ini bukan tentang ni...