Skip to main content

Life is fuLL of choice..


Dalam film nya Tom Hanks pernah berkata life is like a box of chocolate, kita harus dapat memilih untuk dapat maju. Tetapi saya lebih suka mengatakan bahwa hidup itu seperti sekotak pensil warna, dimana terdapat banyak pilihan warna untuk kita pilih. Manusia selalu ditakdirkan untuk dapat memilih apa yang mereka rasa baik untuk dirinya atau orang lain. Jauh sebelum kita bisa berjalan dan berbicara kita telah diberi hak untuk memilih, seperti rasa susu kaleng apa yang kita minum, jika kita suka kita diam dan jika tidak suka kita tinggal menangis. Di kemudian saaat kita mulai beranjak besar kita akan belajar memilih permainan apa yang kita suka di Taman kanak-kanak, sepak bolah kah?, main karet kah?, Saat kita di sekolah dasar mungkin pilihan masih berkutat pada kepentingan kita sendiri, Saat kita mulai mengenal cinta monyet di SLTP maka pilihan kita mungkin berkisar tentang wanita mana yang kita sukai, pelajaran apa yang kita suka , warna tas sekolah apa yang akan kita gunakan, berlanjut ke SMA kita akan mulai memilih dengan tanggung jawab yang lebih besar, jurusan IPA atau IPS, mencontek jawaban orang, atau mencontek dari buku saja. Saat duduk di bangku Perguruan tinggi negeri atau luar negeri, kita akan tiba pada pilihan yang jauh lebih sulit, dimana orang tua akan memberi kebebasan lebih untuk memilih seperti memilih pacar adik kita atau pacar sahabat kita yang akan kita rebut dikemudian hari.


Seiring dengan tumbuhnya kemampuan berfikir sehat kita, maka pilihan-pilihan dalam hidup akan semakin sulit Dalam perjalanan hidupnya manusia akan semakin sering tiba pada keadaan yang mengharuskan kita memilih untuk terus maju, ada kalanya pilihan yang datang merupakan pilihan yang mudah seperti memilih wanita cantik dan kaya mana yang akan kita jadikan istri, tetapi ada kalanya kita tiba pada pilihan yang sulit seperti CD Coldplay asli Rp150 rb atau bajakan di Kota Kembang Rp. 5rb ?, Hidup kita di dunia fana ini memang penuh dengan pilihan yang penuh intrik dan kepalsuan busuk, tetapi ada kalanya pilihan itu merupakan kejujuran yang manis.

Ada yang bilang semakin hebat kita maka semakin sulit pilihan yang harus kita lakukan, dan yang saya tahu setiap pilihan yang kita buat selalu ada konsekuensi yang mengikuti. Life is full of Choice, but there’s always something behind it. Jadi belajarlah untuk memilih yang baik bagi kita dan orang sekitar kita. Karena tentunya kita tidak ingin mendekam di LP Cipinang hanya karena salah memilih obat bius yang kita pakai untuk membuat teman wanita kita tidak sadarkan diri. Tentunya kita juga tidak ingin mengikuti jejak Kurt Cobain yang meninggal di usia 27 hanya karena kita salah memilih merk obat nyamuk. So U better think first about your choices..

Comments

Popular posts from this blog

My favourite Movie Quotes

The mythology of Superheros Comic is not only great, it's unique. there's the superhero and there's the alter ego. Batman is actually Bruce Wayne, Spider-Man is actually Peter Parker. When that character wakes up in the morning, he's Peter Parker. He has to put on a costume to become Spider-Man and it is in that characteristic   Superman stands alone. Superman didn't become Superman, Superman was born Superman. When Superman wakes up in the morning, he's Superman.   His alter ego is Clark Kent. His outfit with the big red "S", that's the blanket he was wrapped in as a baby when the Kents found him. Those are his clothes. What Kent wears,the glasses, the business suit, that's the costume.  That's the costume Superman wears to blend in with us.   Clark Kent is how Superman views us. And what are the characteristics of Clark Kent? He's weak.. he's unsure of himself, he's a coward. Clark Kent is Superman's critique on...

Secangkir Kopi dan Teh Hijau...

Ini bukan tentang seberapa jauhnya jarak yang membentang antara kamu dan saya, ini bukan tentang bagaimana sulitnya saya dan kamu bertemu dan berbincang hanya sekedar menyapa dan bertanya ada apa. Ini juga bukan tentang nikmatnya segelas kopi dan teh hijau yang biasa kamu nikmati sambil membaca Nina Garcia ketika sore hari tiba dan menyapa. Ini tentang suatu sore dimana kita duduk bersama, sambil menikmati dinginnya kopi hitam dan hangatnya teh hijau, berbincang dan bercerita tentang betapa cerdasnya sang penemu sabun cuci berwarna merah, tentang ibu kota yang dipenuhi Super Mall dimana-mana, dan masa-masa sekolah yang kembali terulang di S2. Ini tentang bagaimana akhirnya kita bertemu, saling bertanya dan menyapa secara nyata. Ini tentang bagaimana saya akhirnya bisa memperhatikan kamu yang bercerita sambil sesekali membetulkan letak kaca mata, memperhatikan kamu yang sesekali tertawa ketika bercerita tentang bagaimana kamu mengemudi tanpa kaca mata. Ini bukan tentang ni...