October 6, 2009

antara hitam, putih, dan mewarnai

Seorang guru mata pelajaran Seni Rupa berkumis tebal pernah mengajarkan kepada saya tentang warna-warna primer, yaitu warna inti atau asli yang bukan merupakan campuran warna lain. Bapak berkumis tebal itu berkata hanya ada 3 warna primer yaitu Merah, Kuning dan Biru. Selain ketiga warna tersebut warna lain hanyalah warna sekunder yang dihasilkan dari campuran antara warna-warna pokok tersebut. Ada hijau yang merupakan campuran biru dan kuning, ada ungu yang merupakan campuran biru dan merah, ada orange yang dihasilkan dari perpaduan kuning dan merah. Dan warna-warna lain yang merupakan kombinasi dari ketiga warna tersebut.

Selain ketiga warna primer tersebut, ada dua warna lain yang selalu menjadi warna sentral atau warna yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua warna tersebut adalah hitam dan putih. Putih diibaratkan sebagai warna penetral dan hitam sebagai pemekat (hmmph…saya tidak yakin ini ini jadi kata yang tepat). Putih diibaratkan sebagai ketiadaan campuran warna dan hitam dapat kita ibaratkan sebagai terlalu banyaknya campuran warna. Tugas kedua warna ini sangat mudah, hitam bertugas untuk memperkuat warna sedangkan putih bertugas untuk memperlemah warna. Warna merah akan menjadi merah tua jika di tambah warna hitam sedikit dan akan menjadi warna merah muda jika di tambah warna putih, begitupun dengan warna lainnya.

Lewat renungan yang saya alami, saya tersadar akan persamaan sifat manusia dengan sifat warna. Manusia juga memiliki sifat-sifat pokok atau sifat dasar yaitu sifat utama yang menjadi pembentuk kepribadian atau perilaku mereka. Terlepas dari baik atau buruknya sifat pokok mereka, sifat-sifat pokok itu bisa saling bercampur membentuk sifat-sifat baru, dan akhirnya membentuk suatu kepribadian yang akan menghasilkan perilaku tertentu dari seorang manusia.

Selain sifat-sifat dasar tersebut, ada juga sifat yang berfungsi untuk memperkuat atau memperlemah sifat-sifat dasar manusia, kita sebut saja sifat baik dan buruk, sifat baik dapat kita ibaratkan sebagai sifat putih dan sifat buruk bisa kita ibaratkan hitam. Sebagai contoh orang yang memiliki sifat dasar jujur akan semakin jujur jika ia selalu menambahkan sifat putih pada sifat dasarnya, sebaliknya kejujurannya itu dapat terkikis apabila ia terlalu banyak menambahkan sifat hitam dalam sifat jujurnya, bahkan bisa saja jika dia terlalu banyak menambahkan warna lain dalam sifat jujurnya, maka sifat jujur itu akan hilang dan berganti dengan sifat lain terlepas sifat itu baik atau buruk.

Ternyata yang perlu kita lakukan adalah senantiasa menambahkan warna hitam dan putih dalam sifat dan perilaku kita secara pas dan seusiai komposisi karena mungkin terlalu putih atau terlalu hitam hanya akan membawa dampak tidak baik bagi kita. Cukup menambahkan secukupnya warna putih dan warna hitam sehingga muncul warna yang baik dan sesuai selera kita, bukan merah yang tertalu pekat, kuning yang terlalu muda, atau bahkan biru yang biasa-biasa saja.

No comments: