September 14, 2009

bebebebebebebebeb...

Saat ini pukul 14:51 ditaman kota ini Mata saya masih berada di taman ini dan melihat dengan jelas sepasang ABG berdandan emo berjalan gandengan tangan dibalik angkot abu-abu. Mulut, tangan, hidung dan tenggorokan bahkan paru-paru saya masih sangat kompak berada ditaman ini saling bahu membahu menghisap daun-daun tembakau berbungkus kertas putih berlogo huruf alfabet. Kedua telinga ini masih bisa dengan jelas mendengar kompilasi nyanyian suara burung dan gonggongan anjing hitam dibalik tong sampah bau, begitu pun ketika tanpa sengaja simfoni suara dari kedua binatang itu di rusak suara seorang anak pengamen berdandan ala skinhead dengan jaket hitam dengan lambang nazi di bagian kanan nya yang dengan percaya diri penuh memetik dawai gitar untuk kemudian menyanyikan lagu hijau daun.

Tetapi pikiran saya sepertinya pergi lebih jauh, Pikiran ini berusaha keras memvisualisasikan potongan-potongan wajah si angka 13, tersenyum dengan kawat gigi dan guratan kecil di pipi. Pikiran ini membawa saya melihat wajah si angka 13 yang begitu menarik saat terlihat panik dan tidak percaya diri, wajah dengan senyum yang dapat membuat saya terdiam dan bersyukur dapat menikmati lengkungan bibir itu walau hanya satu kali.

Saya masih duduk disini ditaman ini ditemani segelas kopi hitam dan sebatang rokok putih menunggu kamu yang entah kapan akan tiba, menunggu kamu yang entah jadi tiba atau bahkan tidak akan pernah tiba. Saya masih disini menunggu kamu hingga akhirnya pelangi itu tiba setelah hujan reda. Saya akan menunggu kamu disini, bukan karena saya dan bukan karena kamu tetapi karena memang begitu seharusnya.

2 comments:

aahh ujan said...

satu kisah lagi bersamamu... bergembiralah! ^_^v

fuad hasan said...

Semoga kisah ini berakhir indah yah..