Ada sebuah pepatah yang mungkin sering di katakan oleh orang bijak. Kalau di film-film orang bijak itu biasanya sudah tua, beruban, berjanggut panjang, namun tidak bau tanah. Pepatah yang berbunyi "Dalam olah raga kalah menang itu biasa".
Dalam sebuah pertandingan sepak bola lets say final liga champions memang akan ada dua tim yang pulang dengan status berbeda. Tim dengan status pemenang, yang setelah peluit panjang berbunyi akan merasa girang dan segera berganti baju dengan t-shirt bertuliskan "The Champion" untuk kemudian loncat-loncat dan bernyanyi sambil tidak lupa minum champagne. Tim inilah yang setelah selang waktu tertentu berhasil mengungguli lawannya. Lawan yang setelah pertandingan memiliki status bukan pemenang, yang terkadang keluar lapangan dengan kepala tertunduk, yang tidak berganti baju dengan kaos bertuliskan "The Champion" tapi mungkin juga minum champagne.
Kalah dan Menang itu memang biasa, tapi yang terjadi belakangan ini tim kesayangan saya sepertinya menjadikan kalah sebagai kebiasaan, seperti menggosok gigi sebelum tidur, menghisap dua batang rokok kretek setelah makan, mencuci kaki dengan lifebouy sebelum tidur, sampai mencuci tangan sebelum turun jabatan ataupun kebiasaan-kebiasaan lain yang mungkin kamu jadikan kebiasaan hanya karena kamu rutin melakukannya padahal belum tentu orang lain begitu. Jujur saya juga ingin sekali melakukan pembenaran-pembenaran atas kekalahan itu, Wasitnya Gobloklah, Pemaennya cederalah, Tim lawan menyuap wasitlah, Supporter lawan pakai sinar laserlah, dan lain sebagainya hingga yang paling naif "kurang beruntung" tapi apa gunanya? apakah kalau wasitnya pintar tim kesayangan saya akan tetap menang? apa kalau lawan tidak menyuap wasit, tim kesayangan saya tidak akan kalah?
Belum tentu juga bukan!!!
Kalah dan Menang itu memang biasa dalam sepak bola, tapi masa sih kekalahan itu dijadikan kebiasaan. Tolong berhenti beralasan dan bermain bola lah dengan benar. Dengan penuh semangat dan kebanggan bahwa kamu bisa bermain di tim besar. Ketika kamu sudah bermain dengan baik dan tetap kalah, percayalah kamu tidak perlu tertunduk lesu saat keluar lapangan.
Dalam sebuah pertandingan sepak bola lets say final liga champions memang akan ada dua tim yang pulang dengan status berbeda. Tim dengan status pemenang, yang setelah peluit panjang berbunyi akan merasa girang dan segera berganti baju dengan t-shirt bertuliskan "The Champion" untuk kemudian loncat-loncat dan bernyanyi sambil tidak lupa minum champagne. Tim inilah yang setelah selang waktu tertentu berhasil mengungguli lawannya. Lawan yang setelah pertandingan memiliki status bukan pemenang, yang terkadang keluar lapangan dengan kepala tertunduk, yang tidak berganti baju dengan kaos bertuliskan "The Champion" tapi mungkin juga minum champagne.
Kalah dan Menang itu memang biasa, tapi yang terjadi belakangan ini tim kesayangan saya sepertinya menjadikan kalah sebagai kebiasaan, seperti menggosok gigi sebelum tidur, menghisap dua batang rokok kretek setelah makan, mencuci kaki dengan lifebouy sebelum tidur, sampai mencuci tangan sebelum turun jabatan ataupun kebiasaan-kebiasaan lain yang mungkin kamu jadikan kebiasaan hanya karena kamu rutin melakukannya padahal belum tentu orang lain begitu. Jujur saya juga ingin sekali melakukan pembenaran-pembenaran atas kekalahan itu, Wasitnya Gobloklah, Pemaennya cederalah, Tim lawan menyuap wasitlah, Supporter lawan pakai sinar laserlah, dan lain sebagainya hingga yang paling naif "kurang beruntung" tapi apa gunanya? apakah kalau wasitnya pintar tim kesayangan saya akan tetap menang? apa kalau lawan tidak menyuap wasit, tim kesayangan saya tidak akan kalah?
Belum tentu juga bukan!!!
Kalah dan Menang itu memang biasa dalam sepak bola, tapi masa sih kekalahan itu dijadikan kebiasaan. Tolong berhenti beralasan dan bermain bola lah dengan benar. Dengan penuh semangat dan kebanggan bahwa kamu bisa bermain di tim besar. Ketika kamu sudah bermain dengan baik dan tetap kalah, percayalah kamu tidak perlu tertunduk lesu saat keluar lapangan.
Comments