Skip to main content

Soto Janin

Di sebuah desa di pinggiran sebuah kota yang dulunya sebuah danau yang sangat besar, tinggal seorang Hot Mom yang mari kita sepakati bernama Jajang (Sound like a man?, biarlah saya pengarangnya kan!?, jadi terserah saya) dengan anak lelakinya yang bertubuh besar. Ibu seksi itu dulunya seorang penyanyi dangdut terkenal, tetapi karena kebodohannya, ia terlibat dalam suatu kencan singkat sehingga ia mengandung anak gemuknya itu tanpa suami. Saat ini untuk membuat dapurnya terus berasap Ibu Jajang berjualan Soto Daging.

Warung Soto bu Jajang memang terkenal di desa itu setiap paginya belasan orang menyempatkan waktu untuk sarapan Soto daging Bu Jajang. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan, selain untuk melihat Bu Jajang yang seksi mereka juga ketagihan soto yang enak, dengan daging yang empuk.

Di tempat lain dipusat kota Antah Berantah berdiri sebuah bangunan tua bekas rumah Jendral yang didirikan pada zaman Belanda. Di bangunan itu tampak beberapa gadis ABG umur belasan duduk menunggu giliran. Tampak digenggaman tangan mungil mereka secarik kertas bertulisan nomor urutan. Para ABG itu adalah gadis-gadis putus asa dengan masa depan yang suram, yang karena nafsu sesaat telah melanggar norma-norma dan melakukan permainan cinta yang belum pantas mereka lakukan. Kini didalam perut-perut mereka yang rapuh telah tumbuh calon manusia yang dihasilkan dari perpaduan sel telur dan sel sperma. Setelah keluar dari bangunan ini mereka berharap calon-calon anak mereka sudah lenyap dari dalam perut mereka, walaupun mereka tahu bahwa perbuatan itu dosa.

Menjelang malam, para pekerja rumah aborsi berkedok panti pijat ini, membereskan kursi-kursi tempat duduk pasien, menjelang tutup tibalah seorang wanita yang tampak akrab dengan para suster gadungan itu. “Kok telat Bu?”, sang ibu pun mengatakan bahwa jalanan macet sehingga ia terlambat tiba. “Hari ini rame ga?”, “Yah lumayan, tadi ada dua belas anak SMA yang hamil bareng” terdengar percakapan antara si ibu dan si suster. “Ya sudah sini saya bawa janin-janin itu, berapa semua?”, “Semuanya jadi tiga puluh ribu”, Setelah membayar sebanyak uang tadi dan menerima seperangkat janin yang dibungkus oleh kertas Koran dan kantong plastik hitam si Ibu pun bergegas pulang.

Setibanya di pekarangan rumahnya si ibu berpapasan dengan pelanggan sotonya, “Dari mana Bu?”, “Abis beli daging buat bikin soto besok”. Setibanya dirumah Si Ibu lalu membuka bungkusan calon bayi itu. Setelah mencuci janin tersebut ia pun memasukan janin-janin yang tersebut kedalam panic besar berisi air mendidih. Setelah setengah jam kemudian dia memasukan potongan-potongan daging sapi kedalam campuran tadi. Ia pun menghidangkan soto kepada anaknya yang gemuk untuk mengetahui apakah kaldu sotonya sudah terasa gurih. Setelah dirasa nikmat si Ibu pun tidur, dan untuk kemudian bangun pagi agar bisa menghidangkan Soto andalannya tersebut esok hari.

Comments

Anonymous said…
iihhh...
ceyemm bgd c...
huek jd mo muntah...
merinding... brrr...

Popular posts from this blog

Innovative Leadership

Perubahan terjadi setiap saat tanpa disadari ataupun tidak. Perubahan terjadi dengan sangat cepat terjadi seiring dengan terjadinya globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Persaingan yang semakin ketat menuntut sebuah organisasi untuk senantiasa melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Seorang pemimpin dapat menjadi tolak ukur mampu atau tidaknya sebuah organisasi bertahan dan bersaing menghadapi perubahan zaman. Di era globalisasi dimana persaingan semakin ketat, kemampuan sebuah organisasi untuk melakukan inovasi dapat menjadi salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk senantiasa meningkatkan daya saing dari organisasi tersebut, kemampuan pemimpin untuk melakukan inovasi dalam organisasi menjadi upaya yang harus dilakukan. Pemimpin dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi cerdas untuk meningkatkan daya saing organisasi tersebut. Pemimpin yang inovatif adalah pemimpin yang mampu berpikir inovatif yang mampu membuka peluang terhadap ide-ide baru ...

Meet And Greet With Munthe..

Tanggal 15 January 2011 lalu di Braga Cafe And Craft berlangsung acara Meet and Greet with Munthe. Acara yang di gagas oleh Mbak Arien (Lady Underground Bandung) ini berlangsung dari pukul 19:00 - 22:00. Banyak audience dari kalangan media, musisi, orang awam (Red: non praktisi musik dan media) yang datang ke acara ini, beberapa diantaranya adalah eks gitaris Turtle Junior, Vokalis Cherry Bombshell, dan beberapa musisi underground asal Bandung serta praktisi musik tradisional. Sempat pikir oleh saya kalau bukan karena percintaan bodoh mungkin band yang saja manajerin (stupid accent) sudah bisa sebesar itu. Memiliki penggemar dan pendukung yang loyal yang memasang karya-karya band tersebut dalam pemutar MP3 nya. Tapi ya sudahlah mungkin memang begitu seharusnya. Di acara ini Munthe memainkan beberapa karyanya yaitu: 1. Shinking 2. I Love Bali 3. Perfect Hard Love 4. The Sun Has Sunset 5. Through The Sky 6. Moonshine On The Sky 7. Flower City Call 8. Running A Hard Breath 9. Pure 10. U...