Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Jakarta #3

“Don’t judge a book by its cover” mungkin itu peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kekeliruan saya dalam memandang ibukota. Dulu saya selalu menganggap, selain kesempatan bekerja dan mendapatkan uang, tidak banyak sisi positif yang bisa Jakarta tawarkan untuk saya. Orang-orang yang relatif tidak seramah di kampung halaman, biaya hidup yang mahal, aura persaingan yang dipancarkan oleh setiap orang, kemacetan dan polusi, sampai keringat yang mengalir deras setiap kali keluar dari ruangan ber AC. Tapi nyatanya setelah lebih dalam menyelam, saya sadari Jakarta menawarkan berbagai macam kesempatan untuk saya belajar dan berkembang, termasuk belajar tentang hidup dan bagaimana menikmatinya.  @fuadhsan

Jakarta #1

Bukankah hidup yang seutuhnya itu tercipta dari rangkaian titik-titik tepian yang menggambarkan suatu keadaan yang kontras. Miskin dan kaya, tua dan muda, hingga akhirnya   tangis dan tawa. Di Jakarta ini saya bisa belajar bagaimana memandang hidup dari titik-titik tepian itu. Di Jakarta ini saya bisa melihat kehidupan secara utuh. Bagaimana mereka yang berada di tepian kiri bertahan hidup, dan bagaimana mereka yang berada ditepian satunya lagi bertahan hidup. @fuadhsan

Job Desc

Manusia itu memang tidak perlu repot-repot memusingkan hidup mereka akan seperti apa. Tidak perlu stress apalagi sampai gila karena pusing memikirkan hidup. Tidak perlu juga rasanya sampai harus datang ke motivator super sekali hanya karena ingin hidup yang lebih baik. Bukankah tanggung jawab manusia sebatas menjalani hidup. Biar Tuhan saja yang mengurus bagaimana manusia yang satu dan yang lainnya hidup. - fuadhsan -

#Penting 4

Lalu apa sebetulnya pembangunan itu? Sejauh mana pembangunan itu bisa dilihat atau bisa dinilai? Apakah kemajuan pembangunan itu sama dengan bertambahnya gedung-gedung pencakar langit? Apaka kemajuan pembangunan itu bisa dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pedagang ayam goreng tepung yang belakangan juga berjualan CD musik? Apakah kemajuan pembangunan itu sama dengan bertambahnya polutan-polutan yang terpaksa kita hirup setiap harinya? @ fuadhsan

Sepak Bola Indonesia

Jangan pernah tanya seberapa besar saya mencintai sepak bola. Karena buat saya, sepak bola itu lebih dari hanya sekadar olah raga. Sepak bola telah menjadi sebuah rutinitas yang melengkapi kepingan-kepingan puzzle kehidupan saya, semacam ibadah yang dilakukan karena cinta dan kebutuhan, bukan karena mengikuti orang tua, tradisi, apalagi paksaan. Sepak bola tidak hanya melatih raga saya agar senantiasa bugar, namun lebih dari itu sepak bola juga mengajarkan banyak hal pada jiwa saya, termasuk tentang hidup. Dia mengajarkan saya untuk senantiasa berbagi, untuk senantiasa menyeimbangkan semua aspek kehidupan, untuk senantiasa menjaga ritme, kapan harus beristirahat kapan harus bekerja, dan untuk senantiasa bangga menerima kemenangan ataupun kekalahan. Saya yakin banyak orang Indonesia yang memiliki pandangan yang sama dengan saya, orang-orang yang menjadikan sepak bola sebagai “agama” kedua setelah agama yang tertera dalam kartu identitas mereka. Orang-orang y...