Jam sembilan lewat lima
Saya murung dan tidak tahu ingin apa
Merindukan kamu yang entah apa, siapa dan dimana
Menghabiskan tiga gelas kopi tanpa sisa, memandangi sisa-sisa sperma yang biasa mereka cipta di balik-balik pintu kaca bertuliskan BUKA.
Pintu kaca yang dari baliknya biasa saya perhatikan seorang Janda dengan paha dan dada terbuka bergegas pergi dengan seorang pria tua, berkuasa, kaya raya, dan beristri lima.
Lalu mengapa kamu sekarang tersenyum, tertawa dan merasa bahagia?
Tidak kah kamu lihat bendera negara kita masih berhiaskan noda? Noda yang kamu tahu tercipta dari janji janji para penguasa! Para penguasa yang kamu tahu tidak pantas kamu bela! Penguasa yang kamu tahu masih beristri lima dan kini mengencani seorang Janda.
Lalu mengapa kamu masih saja berbahagia dan tertawa?
Tidak kah kamu tahu malam ini akan di penuhi oleh duka ? meneteskan butiran-butiran air mata dibalik pintu kaca bertuliskan BUKA
Comments