Sore itu saat sinar matahari tertutup awan putih, di sebuah jalan kecil berselimut debu dekat stasiun kereta terdengar teriakan anak-anak kecil meminta bola kepada kawannya, “oper kadieu-oper kadieu”, “ah belegug maneh”, lalu serentak mereka tertawa “hwahahaha!!!!” melihat salah satu teman mereka jatuh menginjak bola.
Tampak lengkungan-lengkungan bibir menghiasi wajah-wajah yang tampak menghitam karena debu dan sinar matahari, mereka terus tertawa lepas memperlihatkan gigi-gigi kuning,tidak sedikitpun tersirat suasana duka dalam pancaran wajah mereka, tidak sedikitpun tampak suasana cemas akan beban-beban hidup.
Alangkah indah hidup yang dihiasi oleh senyum senyum tulus dari setiap individu yang menjalaninya, tak perlu memikirkan tagihan-tagihan bulanan, tak perlu memikirkan melonjaknya harga buncis dan cabe rawit, tidak perlu dipusingkan dengan masalah-masalah cinta yang kerap kali terlalu kita pikirkan sehingga tampak lebih besar dari pada yang sebenarnya terjadi.
Alangkah indah dunia dimana setiap individu menyadari arti penting dari saling memberikan senyuman, tak perlu memaki dan mencaci, tak perlu saling memberi wajah-wajah ketus kepada orang yang tidak sengaja menabrak pundak kita di keramaian, cukup katakan maaf lalu kemudian lemparkan sebuah “senyuman manis pepsodent” lalu semua akan baik-baik saja.
Mengutip lagu yang dinyanyikan David Naif “Tersenyum yang manis biar dunia lebih bersinar terang”, mungkin dengan sedikit senyuman akan membuat dunia ini jauh lebih baik. Jadi tersenyumlah karena kita tidak pernah tau bahwa senyuman kita mungkin akan sangat berarti bagi seseorang diluar sana.
Comments